Penghambat Kesalehan Seorang Muslim

Penghambat Kesalehan Seorang Muslim

Sukran Jayadi, S.Sos.I, M.Pd.I-Adam-radarbengkulu

Beliau berkata seperti yang dikutip oleh Imam Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Nashaihul Ibad, yang artinya: “Jika tidak ada lima sifat tercela, niscaya manusia seluruhnya akan menjadi orang saleh. Kelima sifat tercela itu adalah: merasa senang  dengan kebodohan, rakus terhadap harta keduniaan, bakhil dengan kelebihan harta yang dimiliki, riya dalam setiap amal yang dilakukan dan senantiasa membanggakan pendapat  sendiri.”

 

Jamaah Shalat Jumat yang budiman,

Berdasarkan ungkapan Ali bin Abi Thalib di atas, ada  lima penghambat untuk menjadi orang yang saleh harus kita fahami agar kita bisa mencegahnya. Yaitu  :

1. Senang Dengan Kebodohan

Kejahiliyahan yang diterjemahkan dengan kebodohan bisa dipahami bodoh dalam arti intelektual. Yakni, tidak memahami ilmu tentang nilai-nilai kebaikan dan kebenaran  atau bisa juga dipahami mengetahui ilmu tentang kebenaran  tapi tidak menjalani kehidupan dengan baik dan benar. 

Kejahiliyahan seperti inilah yang dibenahi oleh Rasulullah SAW. Karena itu, jangan sampai ada seorang muslim yang justru senang dengan kebodohan. Secara garis besar, Al-Qur’an menyebutkan kejahiliyahan dalam tiga bentuk. 

 

Pertama adalah jahiliyah  dalam masalah ketuhanan. Yakni menjadikan selain Allah SWT sebagai tuhannya. Tuhan dalam Islam adalah sesuatu yang  tidak bisa dibuat, tidak bisa dilihat dengan pandangan mata, tidak ada sesuatu yang bisa menyamainya, bahkan tuhan itu justru yang mencipta segala sesuatu, bukan dicipta oleh sesuatu. Karena itu, umat Nabi Musa AS diangap jahil karena  mereka meminta dibuatkan tuhan.

Dalam kaitan ini, Allah SWT  berfirman yang artinya:

"Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada satu kaum yang tetap menyembah berhala mereka. Bani Israil berkata: Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)”. Musa menjawab : “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui/jahil.” (QS Al A’raf [7]:138).

 

Kedua, jahiliyah dalam masalah syariah atau hukum. Yakni berhukum kepada hukum selain dari hukum Allah atau hukum yang bertentangan dengan hukum-Nya. 

Itu sebabnya,  seorang muslim jangan menggunakan hukum yang lain kecuali hukum Allah atau jangan gunakan hukum yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah SWT yang disebutkan dalam firman :

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki dan  (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin” (QS Al Maidah : 50).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu