Tiga Makna Manusia

Tiga Makna Manusia

Ilustrasi masjid-Adam-radarbengkulu

 

Secara fisik, manusia akan menjadi sehat bila ia banyak bergerak. Pengabdian kepada Allah SWT yang  salah satunya adalah menunaikan shalat harus dilakukan dengan gerakan-gerakan tertentu. 

Bahkan untuk memperoleh rezeki, meskipun Allah SWT telah menyediakan rezeki di dunia ini  tetap saja manusia harus berusaha untuk mengambilnya dengan gerakan usaha yang halal.

 

Sebagai makhluk yang harus bergerak, manusia harus saling mengenal antara satu dengan  lainnya. Karena, manusia memang terdiri atas perbedaan jenis kelamin, bersuku-suku dan  berbangsa-bangsa, bahkan berbeda warna kulitnya.

Namun setelah saling mengenal, manusia harus menyadari bahwa kemuliaan itu bukan terletak pada perbedaan-perbedaan tersebut, tapi lebih pada ketakwaan-nya kepada Allah SWT. Karena itu, manusia jangan sampai keluar dari rel ketakwaan. Karena Allah SWT pasti mengetahuinya meskipun orang lain tidak ada yang tahu. 

 

Allah SWT berfirman yang artinya:

"Wahai manusia (an-naas)! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (al-Hujuraat: 13)

 

Dalam menjalankan misinya, sebagai an-naas, manusia menghadapi kendala-kendala berupa godaan setan. Karenanya, manusia harus berlindung kepada Allah SWT dari godaan-godaan  setan. Karena itu, surah an-Naas menyebutkan yang artinya:

"Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia." (an-Naas: 1).

 

Untuk itu, manusia harus berjalan pada koridor ketakwaan kepada Allah SWT dan itu hanya bisa dicapai hanya dengan menjadikan hidup ini untuk mengabdi kepada Allah SWT. Karena, Dialah yang lebih tahu tentang manusia yang telah diciptakanNya.

Allah SWT berfirman yang artinya:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu