Israk Mikraj Perspektif Tasawuf

Israk Mikraj Perspektif Tasawuf

Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag -Adam-radarbengkulu

“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.“ QS. Toha{20}:55).

 

Berbeda dengan ruh yang berasal dari Allah yang suci. Sebagaimana Firman Allah  yang artinya :

'' Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya (jasad)  roh -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.'' (QS. Assajadah {32}:9. Lihat juga : QS. 15: 29/QS.38:72).

 

Berdasarkan isyarat ayat di atas, maka ruh yang digunakan  manusia  merupakan  ruh Allah, bukan ruh manusia. Manusia hanya diberi hak menggunakan dan bukan hak untuk memiliki.

Agaknya faktor inilah yang menyebab  jika ada manusia wafat kita  dianjurkan melafazkan kalimat istirja’; Inna lillahi wainna ilaihi Raji’un (sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada Allah kita akan kembali).

 

Ketika ruh baru ditiupkan ke dalam jasad manusia di alam arwah,  ruh tersebut suci, yakni  hanya mempunyai tujuan (ghayah) dan ingat kepada Allah. Akan tetapi ruh yang suci tadi  ketika berada di alam dunia  menjadi kotor karena dosa dan maksiat  yang dilakukan oleh manusia. Roh akan suci apabila dihiasi dengan ibadah.

Begitu juga sebaliknya ruh akan kotor dengan perbuatan maksiat dan dosa. Supaya ruh tersebut selalu bersih dan suci, maka manusia perlu melakukan ibadah dan dzikir, makin banyak ibadah dan dzikir dilakukan,  maka ruh makin suci dan semakin dekat dengan Allah.

 

Ruh yang suci itulah yang bisa dekat dengan Allah. Ketika manusia beribadah kepada Allah pada hakikatnya manusia mikraj naik dan menyatu kepada Allah (ittishal.

Dengan demikian, dimensi manusia yang bisa dekat dengan Allah hanya ruh (yang suci),  bukan jasad. Hal tersebut dikarenakan Allah merupakan dzat yang suci, maka tentu yang bisa dekat dengan Allah adalah manusia yang suci (suci ruhnya). Karena itu, beruntunglah orang mensucikan dirinya dan amat merugi orang yang mengotori ruhnya.  

 

Sebagaimana firmn Allah  yang artinya :

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: