Bagaimana Menyambut Bulan Mulia

radarbengkuluonline.id -- Para pembaca  yang dirahmati Allah Swt, tidak terasa hari ini kita sudah memasuki hari Jumat lagi. Untuk itu, redaksi sudah menyiapkan khutbah Jumat untuk pembaca semua. Judulnya, Bagaimana Menyambut Bulan Mulia.

Materi ini ditulis oleh  Ustadz Muhammad Azizullah, MA. Rencananya, materi ini akan disampaikan saat menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM 8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka,  Kota Bengkulu.

 

Apa saja isi materi khutbahnya, silahkan dibaca langsung tulisannnya dibawah ini. Selamat membaca! Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

In shaa Allah dalam hitungan waktu kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, bulan yang didalamnya penuh dengan ampunan, surga dihiasi dan pintu-pintunya dibuka. Pintu-pintu neraka ditutup. 

 

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya:

'' Apabila bulan Ramadhan tiba maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Karna kemuliaan bulan ini, kebahagiaan dari surga berhembus hingga menyentuh hati-hati kaum muslimin dan mu’minin, sehingga ibadah terasa menjadi ni’mat dan makhluk yang jahat dibelenggu agar tidak mengganggu kenikmatan dan kehidmatan beribadah di bulan ini.''

 

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Dalam menghadapi bulan ini setidaknya ada dua hal yang harus kita persiapkan supaya ibadah dibulan ini dapat lebih bermakna. Kedua hal tersebut adalah niyyatuh khalisah dan taubatun shadiqah. 

Pertama niyyatun khalisah. Maksud niyyatun khalisah adalah mengikhlaskan niat sematamata beribadah untuk mengharapkan ridha dari Allah Swt. Niat untuk berpuasa sebulan penuh dan beramal di bulan Ramadhan dengan maksimal. Niat ini dibuktikan dengan bersungguhsungguh melaksanakan amal-amal baik, beramal lebih banyak dari biasanya dan meninggalkan dosa-dosa. Niat yang ikhlas akan menyempurnakan amalan-amalan yang kurang bahkan amalan yang tertinggal karna terpaksa atau darurat. 

 

Sumber: