Tingkatan Orang Berpuasa Menurut Imam Ghazali

Hadits Rasulullah Saw tentang orang yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan haus saja sebagaimana telah diriwayatkan oleh Imam An-Nasai dan Ibnu Majah. Yang artinya : “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan hausnya saja”. 

 

Kedua, Puasanya orang khusus (shaumul khushus) disebut juga sebagai puasanya orang-orang spesial, yaitu puasanya orang-orang shalih.

Karena mereka berpuasa lebih dari sekadar untuk menahan haus, lapar dan hal-hal yang membatalkan akan tetapi mereka juga berusaha untuk menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan segala anggota badannya dari perbuatan dosa dan maksiat.

 

Mulutnya bukan saja menahan diri dari mengunyah, tapi juga menahan diri dari menggunjing, bergosip, apalagi memfitnah orang lain. Dalam kontek kekinian bermakna menahan jari-jarinya agar tidak menyebarkan berita-berita bohong atau hoax di media sosial dan sebagainya.

 

Ketiga, Puasa Orang Super-Khusus (shaumul khushusil khushus) atau disebut juga puasanya orang-orang istimewa, exellent. 

Mereka tidak saja menahan diri dari maksiat, tapi juga menahan hatinya dari keraguan akan hal-hal keakhiratan. Menahan pikirannya dari masalah duniawi, serta menjaga diri dari berpikir kepada selain Allah SWT.

 

Dalam menetapkan standarisasi batalnya puasa bagi mereka sangatlah tinggi. Yaitu apabila terbersit di dalam hati dan pikirannya tentang selain Allah. Seperti cenderung memikirkan harta dan kekayaan dunia.

Termasuk kepada hal yang dapat mengurangi nilai dari puasa tersebut, bahkan dianggap batal apabila di dalam hati tersirat keraguan, meski sedikit saja, atas kekuasaan Allah SWT. Puasa kategori ketiga ini adalah puasanya para nabi, shiddiqin dan muqarrabin.

 

Ma’asyiral muslimin jamaah Masjid Besar  Al-Amin yang berbahagia

Dalam Asrarus Shaum Imam Al-Ghazali menjelaskan, ada enam rahasia puasa yang harus dijaga agar ibadah ini benar-benar diterima oleh Allah SWT. Yaitu :

Sumber: