Puasa Ramadhan dan Ketakwaan Sosial

Puasa Ramadhan dan Ketakwaan Sosial

Ahmad Sidik, S.Mn-Adam-radarbengkulu

Kitab Tafsir Marah Labid mengatakan bahwa ujung dari puasa adalah membentuk diri menjadi orang yang takwa. Keutamaan itu akan tercapai dengan berpuasa dan meninggalkan hawa nafsu. Puasa melatih diri untuk menahan diri dari berbagai godaan, termasuk makan dan minum, serta hawa nafsu lainnya.

Hal ini tidak mudah, tetapi jika berhasil, maka akan lebih mudah untuk bertakwa kepada Allah dalam hal lain. Dalam Islam, takwa merupakan salah satu konsep fundamental yang menjadi kunci meraih derajat tinggi di sisi Allah Swt.

 

Takwa bukan hanya sebatas ritual keagamaan, namun merupakan sebuah komitmen menyeluruh untuk menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Allah telah menjanjikan derajat tinggi bagi orang-orang yang bertakwa dalam ayat Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:

 

"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia

Ayat ini menunjukkan bahwa ketakwaan merupakan tolok ukur kemuliaan seseorang di sisi Allah. Tidak peduli pangkat, jabatan, harta, ataupun keturunan. Yang paling mulia di mata Allah adalah orang yang paling bertakwa.

 

Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah tidak menilai manusia berdasarkan rupa dan harta mereka, melainkan berdasarkan hati dan amal mereka. Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.

 Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian dan amal kalian. Dan sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa." (HR Muslim)

 

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia

Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk menahan hawa nafsu. Hawa nafsu ini dapat mendorong kita untuk melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Seperti berkata-kata kasar, menipu, dan membicarakan kejelekan orang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: