Meskipun membuka warung, namun ayahnya tetap aktif berorganisasi di Perserikatan Muhammadiyah. Ayahnya juga sering pergi ke Sekayu untuk keperluan organisasi.
Warung dijaga ibunya. Kalau Fatmawati pulang dari sekolah, dia pun membantu ibunya menunggu warung tersebut.
BACA JUGA:Silahkan Daftar, Beasiswa 1.000 Santri Sudah Dibuka Kementerian Agama, Ini Linknya
Saat di Palembang ini, bekas ibukota Sriwijaya ini, ia melanjutkan sekolah. Ia masuk HIS Muhammadiyah di Bukit Kecil. Ia duduk di kelas 4. Setahun kemudian, dia sudah duduk di kelas 5. Masa itu dia amat gembira. Ia disegani oleh teman-temannya. Mungkin karena ia anak pimpinan Muhammadiyah.
BACA JUGA:PWI Mukomuko Gelar Pesta Rakyat Hiburan KIM Berhadiah Motor, Dapatkan Kuponnya Segera
Ia berteman dengan orang yang baik hati, jujur dan tahu adat sopan santun. Di sekolah, di samping pelajaran biasa, dia juga mendapat pelajaran ekstra. Seperti menjahit, mengatur meja makan, pengetahuan praktis. Di sekolah, ia juga mendapat pelajaran membuat kroket, sup, bistik, ketupat, hutspot.(bersambung)
BACA JUGA:Adelia dan Jejen Terpilih jadi Putra dan Putri Kebudayaan Seluma