Jika belum sampai atau tidak dapat memegangnya, maka dia tak bisa diterima di sekolah itu. Kalau sudah sampai, dia boleh diterima.
Rambutnya Panjang Sampai ke Pinggang
Pada tahun 1930, ia pindah sekolah, menjadi murid HIS (sekolah berbahasa Belanda) di jalan Peramuan.
Jaraknya dari rumahnya lebih kurang ada 6 Km. Kalau pagi mau ke sekolah, ia menumpang mobil jeep. Kendaraan itu adalah untuk mengangkut balok es. Sedangkan pulangnya, ia berjalan kaki.
Pada waktu berumur 7 tahun, ia memiliki rambut panjang sampai ke pinggang. Seperti mode saat itu, rambutnya di kelabang.
Disebut demikian karena jika rambut itu dijalin menyerupai jenis binatang kelabang yang berkerat-kerat. Anak yang duduk di kelas lebih tinggi senang mempermainkan rambutnya itu.
Untuk mempelajari agama di samping mendapat didikan dari orangtua, ia juga mengikuti sekolah standar Muhammadiyah yang terletak di Kebun Roos pada sore hari.
Seperti anak-anak sekolah lainnya, ia juga mendapat uang jajan atau sangu dari orangtuanya. Besarnya adalah 1 gobang atau 2,5 sen. Dengan uang itu, ia bisa membeli makanan kesukaannnya. Seperti nasi uduk, pecel, peyek.
Jika ayahnya ada waktu luang, ia suka mengajaknya berkeliling dengan sepeda berkeliling Kota Bengkulu. Ia duduk di depan sambil memegang stang.