4. Jangan selalu benar
Seringkali kita terlalu ketat terhadap diri sendiri, menuntut, atau menilai diri sendiri terlalu keras.
Melepaskan masa lalu, fokus pada masa kini melalui pengalaman perasaan, dan menemukan suara dukungan batin yang dapat membantu kita bergerak maju – itulah yang perlu kita fokuskan.
Ini mungkin hal yang paling rumit, tapi tentu saja diperlukan untuk mencapai kebahagiaan.
BACA JUGA:4 Tanda Kalau Kamu Seorang Overthinker, Salah Satunya Memiliki Sifat Perfeksionis yang Berlebihan
5. Jangan terlalu keras dengan diri sendiri
Seringkali tanpa sadar bahwa kita terlalu memberikan aturan yang ketat pada diri sendiri, seperti menuntut bahkan menilai diri sendiri terlalu keras.
Cobalah melepas masa lalu dan fokus pada masa kini dengan menemukan suara dukungan batin yang dapat membantu kita untuk bergerak maju, itulah hal yang harus difokuskan.
Mungkin terdengar rumit, tapi tentu saja diperlukan untuk mencapai kebahagiaan.
6. Ungkapkan rasa terimakasih
Sebuah studi tahun 2005 yang dikembangkan di University of Pennsylvania oleh Martin Seligman, direktur Pusat Psikologi Positif, menemukan bahwa menuliskan tiga hal yang Anda syukuri di penghujung hari bersama dengan hal-hal yang telah Anda lalui dapat membantu meningkatkan kebahagiaan Anda dan mengurangi tingkat depresi.
Ini mungkin karena pikiran berfokus pada aspek-aspek positif kehidupan dan bukan pada aspek-aspek negatif.
Dengan merenungkan keadaan di mana aspek positif terjadi, kita dapat mengulangi pengalaman tersebut atau mencerminkan emosi tersebut dengan lebih baik.
Sebaliknya, jika kita berfokus pada hal negatif dan memancing pemikiran yang matang mengenai hal tersebut, kita dapat menciptakan depresi.