Ia juga mengungkapkan bahwa masalah ini sudah dikomunikasikan langsung dengan Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu. Namun, hingga kini, belum ada tindakan nyata yang dilakukan.
Kerusakan jalan ini bukan hanya menjadi masalah teknis, tetapi juga berpotensi melumpuhkan aktivitas masyarakat. Jalan lintas Kepahiang-Seberang Musi merupakan jalur vital yang menghubungkan berbagai wilayah di Bengkulu. Jika dibiarkan, longsoran yang terus meluas bisa memutus akses, mengisolasi sejumlah daerah, dan mengganggu distribusi barang serta mobilitas warga.
Curah hujan yang tinggi belakangan ini menjadi ancaman besar, dan setiap penundaan perbaikan hanya akan memperburuk kondisi. Warga setempat pun mulai resah dengan minimnya respons dari pemerintah daerah. Beberapa di antara mereka bahkan khawatir keselamatan pengguna jalan terancam jika longsoran kembali terjadi saat kendaraan melintas.
Edwar juga menyerukan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kualitas pengerjaan proyek infrastruktur di Bengkulu. Menurutnya, proyek-proyek vital seperti jalan lintas harus direncanakan dan dieksekusi dengan standar yang tinggi agar tidak mudah rusak meski menghadapi kondisi alam yang ekstrem.
“Ini pelajaran penting. Jangan sampai ada lagi proyek yang dikerjakan asal jadi. Apalagi jika menyangkut kebutuhan masyarakat banyak. Pemerintah harus tegas dalam mengawasi kualitas pengerjaan,” ujarnya.
Dengan situasi yang mendesak, masyarakat berharap Dinas PUPR segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki jalan lintas Kepahiang-Seberang Musi. Tidak hanya itu, warga juga meminta transparansi terkait proses perbaikan, agar anggaran yang sudah digelontorkan benar-benar dimanfaatkan untuk memberikan hasil yang berkualitas.
Sementara itu, DPRD Provinsi Bengkulu berjanji akan terus mengawal persoalan ini hingga tuntas.
“Kami akan pastikan pihak-pihak yang bertanggung jawab memenuhi kewajibannya. Jangan sampai kerugian ini ditanggung masyarakat,” tutur Edwar Samsi.