Redhwan mengingatkan, DBD merupakan penyakit yang berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Gejala umum DBD meliputi demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri otot, dan munculnya bintik-bintik merah pada kulit.
“Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala tersebut, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan tepat,” pesannya.
Menyikapi ancaman ini, Dinkes Bengkulu juga berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk puskesmas dan rumah sakit, untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan penanganan kasus DBD.
“Kami telah meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan langkah-langkah penanganan darurat.”
Masyarakat juga diimbau untuk aktif membersihkan lingkungan sekitar, terutama tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Seperti genangan air di kaleng bekas, ban bekas, atau pot bunga.
“Kebersihan lingkungan adalah kunci utama pencegahan DBD. Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit ini,” ajaknya.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan kasus DBD di Bengkulu dapat dikendalikan dan tidak menimbulkan korban lebih banyak. “Kami optimis, dengan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, kita bisa mencegah lonjakan kasus DBD.”