Diriwayatkan pula dari Ata, dari Ibnu Umar, bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw.,
"Wahai Rasulullah, manakah orang mukmin yang paling utama?"
Rasulullah Saw. menjawab: ''Orang yang paling baik akhlaknya dari mereka.”
Di dalam hadits lain yang Rasulullaah bersabda
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).
Lulusan madrasah Ramadhan adalah pribadi bertakwa dengan karakter yang mulia, dihiasai dengan kemuliaan akhlak. Orang bertakwa akan selalu berusaha berprilaku benar, berbuat jujur, adil, terpecaya, dan melakukan segala kebaikan dan kearifan untuk dirinya, keluarga, masyarakat, dan umat manusia keseluruhan. Bersamaan dengan itu ia akan senantiasa menjauhi hal-hal yang salah, buruk, dan tidak pantas dalam kehidupannya. Bagi kita yang menjalanai puasa dengan benar, maka harus menjadikan puasanya sebagai kekuatan ruhani untuk membentuk perilaku baik dan terjauh dari perangai buruk buah dari ketakwaan.
Dalam suasana kehidupan yang dilanda krisis moral, maka sangat penting dan menentukannya ajaran tentang pencerahan akhlak mulia ini, dalam perkataan, sikap, dan perbutan utama.
Islam dengan tegas mengajarkan nilai-nilai amanah, adil, ihsan, kasih sayang, dan akhlak mulia lainnya. Perlu untuk kita sadarkan kembali dalam kehidupan yang seringkali paradoks. Dalam kenyataan agama tidak sepenuhnya menunjukkan konsistensi, sebaliknya terjadi hal-hal yang bertentangan antara nilai ajaran dengan perilaku pemeluknya.
Islam mengajarkan adil, ihsan, dan kasih sayang, namun para pemeluknya tidak jarang berbuat dhalim, keburukan, dan permusuhan. Islam mengajarkan kasih sayang, ta’awun, dan ukhuwah, namun pemeluknya berbuat permusuhan dengan sesama insan ciptaan Allah, bahkan dengan sesama muslim.