Banner disway

Setelah Terkatung-katung Dua Bulan, Transportasi ke Pulau Enggano Jalan Lagi

Setelah Terkatung-katung  Dua Bulan, Transportasi   ke Pulau Enggano  Jalan Lagi

KMP Pulo Tello, kapal penumpang andalan rute Bengkulu–Enggano-dok/RBO-Radar Bengkulu

BACA JUGA:Murid SDN 54 Bengkulu Utara Diberi Edukasi Wawasan Kebangsaan oleh Satgas Puter Enggano

 

Menurut Herwan, total 140 penumpang ikut dalam pelayaran perdana dari Pulau Enggano ke Pelabuhan Pulau Baai. Dari jumlah itu, 18 orang—terdiri dari enam pasien, anggota keluarga, dan tenaga medis—dibebaskan dari biaya penyeberangan. Fasilitas ambulan juga disiapkan Pemprov Bengkulu untuk mengantar pasien dari pelabuhan ke rumah sakit.

"Ini sesuai arahan Gubernur. Masyarakat Enggano tidak boleh dibiarkan terisolasi terlalu lama," katanya.

BACA JUGA:Sangat Memperihatinkan: Sepekan Aktivitas Penyeberangan Ke Pulau Enggano Lumpuh

 

Kini, meski masih bersifat darurat, angin segar mulai berembus. Kapal kembali berlayar, pasien berhasil dirujuk, dan harapan warga untuk kembali terhubung dengan dunia luar mulai terbuka.

"Yang penting sekarang sudah bisa jalan. Mudah-mudahan cuaca bersahabat dan pengerukan cepat rampung," ujar Herwan.

BACA JUGA:Pelindo Gratiskan Tiket ke Pulau Enggano: Transportasi Warga Kembali Lancar

 

Sementara itu, Kepala UPTD Penyeberangan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Syafril mengatakan, KMP Pulo Tello sebelumnya terpaksa ‘menginap’ di Pulau Enggano selama lebih dari sebulan. Kapal tidak bisa kembali ke Bengkulu karena pintu alur Pelabuhan Pulau Baai tertutup pasir akibat gelombang tinggi dari Samudera Hindia.

Upaya pengerukan pun dimulai sejak 29 Mei lalu. “Pipa dari kapal keruk sepanjang 1 kilometer sudah dipasang dan diuji. Jika cuaca mendukung, proses pengerukan bisa selesai dalam 15 hari ke depan,” ujar Syafril.

BACA JUGA:Bahan Pokok dan BBM Hanya Bertahan Seminggu Lagi di Pulau Enggano

 

Pelabuhan Pulau Baai memang menjadi titik vital untuk konektivitas Provinsi Bengkulu, terutama karena keberadaan Pulau Enggano sebagai pulau terluar. Saat alur pelabuhan tertutup pasir dan kapal tak bisa bersandar, warga Enggano praktis terputus dari daratan utama.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait