Banner disway

Pancasila Adalah Ideologi Pemersatu Bangsa yang Harus Diinternalisasi Sejak Dini

Pancasila Adalah Ideologi Pemersatu Bangsa yang Harus Diinternalisasi Sejak Dini

Pancasila, Adalah, Ideologi, Pemersatu Bangsa , Harus, Diinternalisasi, Sejak Dini-Windi Junius-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id  – Ancaman radikalisme, ekstremisme, intoleransi, hingga disinformasi kian nyata. Di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan zaman, Pancasila tetap menjadi tameng terakhir yang menjaga keutuhan bangsa.

Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Dr. H. Herwan Antoni, usai memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Halaman Kantor Gubernur Bengkulu, Minggu (1/6).

BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Gaji ke-13 dan TPP ASN Pemprov Bengkulu Digelontorkan Rp 72 Miliar


Herwan menyebut, Pancasila bukan sekadar lambang negara atau hafalan lima sila dalam pelajaran kewarganegaraan. Lebih dari itu, Pancasila adalah ideologi pemersatu bangsa yang harus diinternalisasi sejak dini dalam kehidupan masyarakat.

“Pancasila adalah benteng dari pengaruh paham-paham menyimpang. Bukan cuma radikalisme dan ekstremisme, tapi juga disinformasi dan intoleransi yang bisa merusak kohesi sosial kita,” tegas Herwan dalam sambutannya.

BACA JUGA:PT Investasi Ming Yang dan Pemprov Bengkulu Kerjasama Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu



Menurut Herwan, langkah paling strategis dalam mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila adalah penanaman sejak usia dini, baik di lingkungan pendidikan formal maupun nonformal.

Ia menyarankan agar seluruh sekolah di Bengkulu, mulai dari jenjang dasar hingga menengah atas, mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler.

BACA JUGA:Walikota dan Pemprov Bengkulu Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Gempa Bumi



“Anak-anak harus tahu bahwa Pancasila bukan cuma pelajaran di kelas. Tapi juga nilai yang mereka bawa dalam keseharian. Di rumah, di sekolah, bahkan di media sosial,” jelas Herwan.

Ia menegaskan, internalisasi Pancasila tidak boleh berhenti di tataran teori. Harus dibarengi praktik dan keteladanan di lingkungan sekitar. Termasuk oleh para guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Segera Tunjuk Pelaksana Tugas Direktur RSKJ Soeprapto dan Kadis ESDM



“Kalau kita ingin generasi muda menjunjung tinggi toleransi, ya kita dulu yang harus memberi contoh. Jangan sampai kita sendiri justru menyebarkan ujaran kebencian atau ikut menyebar hoaks,” tambahnya.

Peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar setiap 1 Juni, menurut Herwan, bukan sekadar seremoni tahunan. Tapi menjadi pengingat akan pentingnya menjaga semangat kebangsaan, terutama di era digital yang penuh tantangan.

BACA JUGA:DPRD Harap Pemprov Bengkulu Segera Lelang Proyek Infrastruktur Rp 600 Miliar



“Pancasila saat ini sedang diuji. Kita menghadapi gempuran ideologi transnasional yang menyusup lewat banyak pintu. Mulai dari dunia maya, lembaga pendidikan, bahkan rumah ibadah,” ungkap Herwan.

Itulah sebabnya, peringatan Hari Lahir Pancasila menurutnya harus dimaknai sebagai momen kebangkitan nasionalisme. Bukan hanya lewat bendera dan lagu kebangsaan, tapi juga lewat komitmen nyata menjaga persatuan dan keberagaman.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Pangkas Anggaran Miliaran Rupiah


Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Dr. H. Herwan Antoni foto bersama usai memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Halaman Kantor Gubernur Bengkulu, Minggu (1/6)-Windi Junius-radarbengkulu



Herwan mengajak semua elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, akademisi, pelajar, hingga organisasi kepemudaan untuk bergerak bersama menyuarakan semangat kebhinnekaan.

“Jangan biarkan Pancasila hidup sendiri. Kita harus bergerak bersama. Pemerintah tidak bisa sendiri. Perlu dukungan semua pihak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: