Banner disway

Ancam Keselamatan, WALHI Desak Gubernur Bengkulu Tolak Rekomendasi Izin Tambang Emas Bukit Sanggul

Ancam Keselamatan, WALHI Desak Gubernur Bengkulu Tolak Rekomendasi Izin  Tambang Emas Bukit Sanggul

Gubernur Bengkulu H. Helmi Hasan -Windi Junius-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id – Ancaman besar tengah mengintai bentang alam Hutan Lindung Bukit Sanggul di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Bukan bencana alam, melainkan rencana eksploitasi tambang emas oleh PT Energi Swa Dinamika Muda (ESDMu) yang tinggal selangkah lagi menunggu restu. 

Jika rekomendasi Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) dari Gubernur Bengkulu H. Helmi Hasan diteken, maka pintu masuk eksploitasi akan resmi terbuka.

BACA JUGA:Kasus Mega Mall, Kejati Geledah Kantor BPN Kota Bengkulu

 

Direktur Eksekutif WALHI Bengkulu, Dodi Faisal, mengungkapkan bahwa pembukaan tambang ini bukan sekadar urusan bisnis, melainkan persoalan ekologis yang menyangkut masa depan generasi mendatang.

“Kalau tutupan hutan di Bukit Sanggul dibuka, maka kawasan resapan air akan hilang. Hutan ini juga paru-paru wilayah dan habitat satwa dilindungi. Jika ini dibiarkan, maka ancaman banjir dan longsor tinggal tunggu waktu,” kata Dodi.

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Launching Sekolah Lansia di Sawah Lebar Baru

 

Luas kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul mencapai 30.010 hektare, yang selama ini menjadi rumah alami bagi berbagai spesies langka. Diantara penghuni hutan ini adalah Harimau Sumatera, burung Rangkong, dan berbagai jenis satwa endemik lainnya. 

Jika tambang emas beroperasi, maka hutan yang menjadi rumah mereka akan berganti menjadi lokasi penambangan dengan alat berat dan limbah beracun.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Harus Siapkan Dana Rp 297 Miliar Untuk Sekolah Gratis

 

Dodi menegaskan, kehadiran tambang juga berpotensi mencemari Daerah Aliran Sungai (DAS) di sekitar Bukit Sanggul. Proses pemurnian emas yang diduga menggunakan merkuri dan zat berbahaya lain bisa langsung mencemari air bersih masyarakat.

“Air sungai dari hulu Bukit Sanggul itu sumber konsumsi dan irigasi warga di hilir. Begitu tercemar, maka tidak hanya lingkungan rusak, tapi juga ancaman langsung terhadap kesehatan masyarakat.” 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait