Bukan Pujian Tapi Kata Hati, RSHD Kota Terasa di Hotel Berbintang

Bukan Pujian Tapi Kata Hati, RSHD Kota Terasa di Hotel Berbintang

Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu luar biasa. Terasa pelayanan seperti hotel berbintang. Bukan hanya slogan dan ini bukti yang bicara. Dokter spesialisnya ramah, dokter umum juga mudah senyum, para perawat dan tenaga medis hingga penyapu ruangan semua terasa seperti anggota keluarga sendiri. Loh kok bisa? Berikut laporannya.

H.Syah  Bandar –GM/Pemred RADAR BENGKULU

      Jumat pukul 06.00 lalu saya membawa istri saya Rismayenti, M.Pd, ke UGD di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bengkulu. Selama 30 menit diperiksa maka diputuskan perlu dirawat inap. Namun semua kamar kelas 1 dan VIP penuh. Sehingga saya diharuskan membawa istri saya ke rumah sakit lain. Pilihan saya jatuh ke RSHD Kota. Sekalian mau merasakan bagaimana rasa pelayanan RSHD yang selalu dibanggakan masyarakat Kota Bengkulu itu.

      Begitu saya masuk di UGD sambil memapah pasien yang juga istri pertama saya. Stt...istri pertama bukan berarti saya punya istri kedua. Kalau bisa, saya berdoa istri pertama ya istri terakhir. Maka saya bawa ke rumah sakit kalau dia sakit sedikit saja.

      Setelah pasien direbahkan di ranjang pasien, para perawat langsung datang 2 orang. Selanjutnya mencatat status dan menanya-nanya keluhan yang diderita. Sakitnya sudah mulai 1 bulan yang lalu. Awalnya tipus, lalu panas datang berulang kali hingga 12 kali semalam dan antaranya juga datang dingin menggigil. Terakhir malam Jumat itu sempat 4 kali muntah. Nah yang membuat saya khawatir disertai darah. Apa muntah darah atau tenggorokan terluka karena batuk. Entahlah... Karena itu saya bawa ke UDG usai salat subuh Jumat.

      Saya hanya memandang penuh harap agar cepat sembuh saat dokter dan para perawat begitu cepat menanganinya. Hampir semua perawat datang menyapa istri saya termasuk semua dokter yang ada di sekitar UGD. Soalnya diantara dokter itu ada murid istri saya tamatan MTsN 1 Kota Bengkulu.

      Mulai dari UGD saya sudah merasa betapa ramah dan lembutnya pelayanan para perawat RSHD, dokter hingga pertugas bagian administrasi. Saya bernar-benar terkesan. Saat mengurus administrasi untuk rawat inap para petugas langsung akrab. Sehingga komunikasi lancar dan terasa seperti keluarga sendiri. Saya sempat penasaran. Saya tanya, apakah pegawai RSHD ini semua PNS? Mereka menjawab ada PNS ada yang honorer. Tapi semuanya sama ramahnya.

      Setelah 30 menit di UGD, istri saya dipindahkan ke ruang perawatan VIP nomor 211. Ruangannya persis di sebelah meja para petugas kita masuk RSHD. Dari UGD saya mau mendorong sendiri kereta pasien namun petugas tidak mengizinkan. “Lebih baik bapak dampingi saja, biar saya yang dorong. Ini tugas kami,” ujar petugas tadi.

      Sampai di ruangan 211, kamar sudah siap. Terlihat rapi, lantainya bersih. Selimutnya harum dan tak ada bau obat. Para perawat ada 4 orang yang masuk di ruangan itu. Ada yang memindahkan istri saya ke tempat istirahat, ada yang membawa obat. Ada pula yang menghidupkan TV dan memutar siaran langsung dari Mesjidilharam Mekkah. Jadi lengkaplah sudah terasa tenang dan seakan-akan sudah sembuh.

      Beberapa perawat dan pertugas sebanyak 4 orang saat itu memperkenalkan diri. Bahwa merekalah yang akan melayani pasien selama berada diruangan itu. Setelah pasien istirahat dengan tenang di ranjang, obat-obatpun lengkap diberikan. Berikutnya saya membawa selembar kertas berserta sampel darah ke Labor. Lagi-lagi saya merasa bangga dan senang. Petugas meminta saya menunggu hasil labor itu beberapa menit. Biasanya saya berobat di tempat lain hasil labor berjam-jam. Bahkan di RS Pemerintah di luar Provinsi saya malah disuruh datang kesokan harinya. Artinya hari Senin saya periksa darah hari Selasa baru keluar hasilnya. Namun di RSHD Kota saja menyerahkan sampel darah sekitar jam 09.00 WIB dan 19 menit kemudian hasilnya sudah lengkap. Mulai dari trambosit, leokosit, gula darah, kolesterol, malaria bahkan tipus dll. Oh ya pemeriksaan jantung langsung di UGD tadi. Hasilnya semuanya normal. Namun yang bermasalah Tipus yang sudah berat.

      Selama 4 hari 3 malam istri saya dirawat di ruangan VIP 211. Para petugas datang silih berganti siang dan malam. Semuanya saya rasakan sama ramah. Begitu juga kata istri saya mereka semua ramah dan cepat. Hampir setiap jam mereka memantau pasien. Apalagi kalau kita panggil cepat sekali datangnya. Bahkan saya batuk agak keras saja mereka langsung datang. Agak berlebihan kedengarannya kali, tapi itu kenyataannya.

      Dokter spesialis datang sekitar pukul 08.00 pagi. Dan sebelum itu dokter umum sudah datang dan sehariannya ada di sekitar sana. Perawat yang selalu berada bersama kami. Jadi meskipun saya hanya bersama anak saya Agustian kelas 6 SD di RS namun terasa ramai karena selalu dihibur dan dibantu para perawat maupun anggota karyawan lainnya. Termasuk yang menyajikan menu, nasi, buah, snek, hingga teh juga ikut ketularan ramah dan bersahabat.

      Pada hari kedua kami diperiksa di USG. Lagi lagi petugas dan dokter spesialis di sini ramah dan ramah. Selama berada di ruangan kami diajak bicara kesana kemari. Namun saya selalu mengarahkan pertanyaan seputar layar hasil USG itu. Semua dijawab dengan panjang lebar.

      Singkat kisah sampailah kami pada hari Senin 20 Januari 2020. Jam 09.00 pagi dokter spesialis mengabarkan istri saya sudah boleh pulang. Memang istri saya sudah terlihat mulai cerah dan sehat. Infusnya dilepas dan sudah berjalan ke sana kemari di ruangan VIP yang cukup luas itu.

      Saya sempat ke kantor pagi hari itu. Selanjutnya bersilaturahim dengan Kepala BPJS Bengkulu. Seusai salat zuhur saya langsung kembali ke RSHD. Lagi-lagi saya terperangah salut dan bangga. Kata istri saya semua urusan sudah beres tinggal pulang. Tidak ada administrasi selembarpun yang saya urus. Semua sudah beres diselesaikan para petugas RSHD. Kami hanya tinggal pulang dan angkat barang.

      Saya penasaran kok bisa seringkas itu? “Ya pak semua sudah beres. Tak ada lagi yang perlu diurus atau diselesaikan. Bapak cukup teken ini. Isinya lebih kurang surat tentang kepulangan pasien.

      Saking senangnya hati, saya langsung telepon Wakil Walikota Dedi Wahyudi, SE, MM. Saya mengucapkan terima kasih atas pelayanan prima dan terasa di hotel berbintang itu. Namun HP saya sinyalnya buruk. Sehingga Wawali telepon balik saat itu juga. Ternyata Wawali juga menanggapi suara warga dengan cepat dan sigap.

 “Assalammualaikum Pak Wawali. Trimakasih atas pelayanan RSHD yang luar biasa, ramah, cepat dan bersahabat. Semua beres dan kami pamit pulang,” ujar saya waktu itu.

      Apakah pelayanan yang luar biasa ini juga bisa dirasakan semua pasien dan pengunjung RSHD lain? Atau hanya saya saja? Ujar saya setengah bercanda. Dengan tegas Wawali mengatakan, semua pasien dan pengunjung RSHD Kota berhak mendapatkan pelayanan yang ramah, cepat dan seperti hotel berbintang. “Jika ada petugas RSHD yang tidak memberi pelayanan yang maksimal, laporkan kepada kami. Nanti akan kita bina. Bahkan ada sanksinya. Kita sudah bertekad untuk memberi pelayanan terbaik untuk warga kota dan para pengunjung RSHD Kota," kata Wawali.

    Jadi gebrakan yang dilakukan Walikota Bengkulu H Helmi Hasan, SE-Dedi Wahyudi, SE, MM benar-benar terasa dari atas hingga ke bawah akar rumput. Semua Tim RSHD Kota sudah tertanam untuk memberikan pelayanan yang luar biasa. Ramah, cepat tepat dan bersahabat. Semoga pengalaman manis yang saya alami ini juga dirasakan oleh semua pengunjung dan pasien RSHD Kota. Aaaamiiin.  (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: