Cerpen: NANDAK

Cerpen: NANDAK

Siti Mutmainah-Fahmi-radarbengkulu

 

“Rasanya tak akan sama dengan masakan ibu, tapi aku sudah berusaha,” ujar Nandak. Lalu pergi berlari Kembali ke kamar.

Sumardi yang keheranan dengan Nandak, tiba-tiba tersenyum lebar melihat Nandak menyiapkan bekal untuknya pertama kali.

 

Nandak yang bersembunyi di balik pintu kegirangan melihat senyum sang ayah. Ia merasa berhasil. Apa yang dikatakan Peri Berin memang benar. Ayahnya tak benar-benar membencinya.

Saat Sumardi pulang dari sawah, Nandak menyambutnya dengan beberapa makanan sederhana dan kopi hangat yang sudah ia siapkan.

 

“Masakan kamu sangat enak. Terima kasih nak. Sore ini ayo makan bersama ayah,” ujar Sumardi pada Nandak sambil memberikan keranjang yang tadi ia bawa kesawah sambil tersenyum lebar. Nandak tak pernah melihat senyum itu seumur hidupnya sebelumnya.

Ayahnya pasti punya alasan tersendiri kenapa memperlakukannya dengan buruk ini. Tapi seperti kata Peri Berin, ayahnya tak benar-benar membencinya. Ia hanya merasa kesepian. Karena, sebenarnya Nandaklah yang menghindari ayahnya. Sebab rasa takutnya.(TAMAT)

 

BIO DATA PENULIS:

Nama : Siti Mutmainah

Nama pena : Adle Ruhe

Umur : 17 tahun

Latar pendidikan : Siswi dari SMA Negeri 6 Bengkulu Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu

Berita Terkait