Strategi Perang Teuku Umar Saat Mengecoh Belanda dan Rebut Senjatanya
strategi perang teuku umar melawan belanda-sumber foto wikipedia-
Pada tanggal 30 Maret 1896, Teuku Umar keluar dari dinas militer Belanda dengan membawa pasukannya beserta senjata dan perlengkapan perang milik Belanda.
Berita tentang tindakan ini menggemparkan Pemerintah Kolonial Belanda, hingga Gubernur Deykerhooff dipecat.
Ketika Gubernur baru, Jenderal Vetter, mengajukan ultimatum kepada Teuku Umar untuk menyerahkan senjata, Teuku Umar menolak.
BACA JUGA:Kisah Masa Kecil Fatmawati Anak Tokoh Muhammadiyah di Bengkulu
Hal ini mengakibatkan pemecatan Teuku Johan Pahlawan sebagai Uleebalang Leupung dan Panglima Perang Besar Gubernemen Hindia Belanda. Namun, Teuku Umar tidak sendiri, ia mengajak uleebalang-uleebalang lainnya untuk memerangi Belanda, dan seluruh komando perang Aceh mulai tahun 1896 berada di bawah pimpinan Teuku Umar.
Dalam sejarah perang Aceh, ini adalah kali pertama tentara Aceh dipegang oleh satu komando, yang melibatkan peran penting dari istrinya Cut Nyak Dhien dan Panglima Pang Laot. Semua ini menunjukkan bagaimana kepercayaan dan kolaborasi dalam perjuangan dapat menjadi kekuatan besar yang dapat mengubah nasib rakyat Aceh.
Sejarah perjuangan Teuku Umar dan Aceh mengajarkan kita tentang arti sejati dari kepercayaan, kerja sama, dan tekad dalam menghadapi penjajah.
Bagaimana kepercayaan dimanfaatkan dengan baik demi kepentingan perjuangan rakyat Aceh adalah cerminan dari semangat perjuangan yang patut dihormati dan diabadikan. (Sumber Wikipedia)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radar bengkulu