Gimik Tuhan dan Gimik Setan
Oleh: Nazwar S. Fil. I., M. Phil. *Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera-Ist-
RADAR BENGKULU - Sebenarnya Tuhan dan Setan atau dalam bahasa arabnya "Syaithoon" adalah perbanding yang tidak "Apple to Apple", jauh dari sebanding.
Namun melihat kisah yang disampaikan Allah langsung dalam al-Qur'an tentang setan sejatinya menunjukkan usaha iblis sebagai dedengkot penegak kejahatan berupa kekejian dan permusuhan yaitu setan dan para pasukannya tidak kenal lelah untuk tidak hanya menggoda manusia untuk menjadi pengikutnya bersama-sama masuk neraka Jahanam dan mengganggu berbagai aktivitas juga berusaha menandingi kekuasaan dan kebesaran yang melekat dengan sifat ketuhanan Allah.
Allah dikisah beristiwaa di atas 'ArsyNya yang berada di atas air begitu pun iblis. Allah menyeru manusia untuk mengikuti jalanNya begitu pun iblis, hanya hanya jalan Allah penuh kebaikan, kebahagiaan dan ampunan berbanding terbalik dengan iblis ke arah kehancuran, kebinasaan, serta penyesalan tanpa ujung.
BACA JUGA:Kemuliaan dan Ketakutan Dihari Jumat, Hari Diciptakan Adam dan Hari Kiamat
BACA JUGA:Kiamat Terjadi Pada Hari Jumat, Hari Dilahirkannya Adam As
Keduanya memberi tanda-tanda, atau untuk iblis lebih tepatnya jejak untuk diikuti manusia serta memiliki masing-masing bala tentara dan pasukan untuk saling tolong-menolong.
Namun tahukah anda, keduanya pada peran pengaruh di mana manusia selama masih di dunia sebagai Khalifah. Manusia yang baik dan berusaha menuju ke sana tentunya berperan sebagai Khalifah Allah begitu pun sebaliknya, mereka-mereka yang doyan kerusakan, kekejian dan permusuhan akan bersatu pedu menjadi pasukan iblis berupa setan-setan dan pasukannya.
Diistilahkan pada judul di atas dengan Gimik, ibarat permainan, dunia tidak ubahnya ajang berebut pengaruh keduanya. Dunia bahkan terkadang menjelma pilihan bagi penghuninya khususnya manusia untuk memilih apakah menjadi pengikut Allah atau si pembelot yang somong namun salah yaitu iblis.
Pada kesempatan ini penulis mengajak pembaca untuk senantiasa belajar dan meningkatkan ketaatan kepada Allah serta memperbanyak amal saleh agar sebagaimana berkesesuaian dengan fitrah dan keinginan manusia serta mengenali hawa nafsu agar tidak terjerat dan terjerumus ke jurang kerusakan, penyesalan dan kebinasaan abadi.
Oleh: Nazwar S. Fil. I., M. Phil.
*Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: