Pentingnya Memiliki Keturunan Yang Shalih

Pentingnya Memiliki Keturunan Yang Shalih

KH. Muhammad Syamlan-Adam-radarbengkulu

Pemuda yang tumbuh dan berkembang beribadah kepada Allah. Itulah yang menentramkan hati orang tua.

 

Oleh karena itu anak-anakku sekalian, para pemuda, para remaja dan kita semuanya, kita ini anak dari orang tua kita. Kalau kita ingin membahagiakan Ayah kita, kalau kita ingin membahagiakan Ibu kita, maka bertauhidlah dengan benar. Berimanlah dengan sungguh-sungguh, dirikan shalat, berakhlaklah dengan Akhlak yang mulia, beribadah kepada Allah. Lalu silahkan untuk berdoa,

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

 

In shaa Allah orang tua itu bahagia, meskipun orang tua itu tidak di dekat tempat kita. Tidak harus memang anak itu serumah dengan orang tua, tidak harus. Karena Nabi Ibrahim setelah meninggalkan anaknya Ismail, itu Nabi Ibrahim balik ke Palestina. Dan kembali lagi ke Masjidil Haram untuk melihat anaknya Ismail, justru Allah subhanahu wa taala perintahkan: “Sembelih dia!” Meskipun tidak jadi, lalu kemudian diajak bangun masjid dan Nabi Ibrahim kembali lagi ke Palestina, tidak bersama! 

Tapi Nabi Ibrahim dan Ismail dan juga dengan anak-anaknya yang Sholeh tidak terpisahkan secara rohani hingga puncaknya dengan Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dengan waktu dan tempat yang jauh. Nabi Muhammad dengan Nabi Ibrahim itu jauh. Tapi sedemikian sangat dekat secara rohani, sehingga kita umat Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam kalau ingin bersholawat, sholawat yang paling tinggi derajatnya adalah sholawat Al-Ibrahimiah:

 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ،

 

Nyambung itu kepada Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim disebut sebagai Abul Anbiya bapaknya para nabi, Kenapa? Karena Nabi Ibrahimlah yang paling banyak keturunannya menjadi nabi dan rasul dan itulah kehebatan Nabi Ibrahim, terkait dengan karunia Allah yaitu bukan harta benda tapi anak-anak keturunan yang sholeh. Dan ini memang selalu diminta oleh Nabi Ibrahim.

Ketika Nabi Ibrahim diangkat oleh Allah subhanahu wa taala sebagai Imam untuk seluruh manusia, Nabi Ibrahim segera minta, 

قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ

''Ya Allah dan anak keturunanku.

Nabi Ibrahim tidak pernah puas untuk dirinya. Tapi ingin Ya Allah dan keturunanku juga. Karena Nabi Ibrahim tahu, kebahagiaan manusia itu ternyata ada pada anak keturunan. Pahala orang tua, banyak, itu sulit terjadi kalau bukan karena anak keturunan. Sholat kita sedikit, puasa kita tidak banyak, sedekah kita juga tidak banyak, tanpa anak keturunan yang sholeh, maka sulit kita mendapatkan pahala yang banyak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu