Alur Pelabuhan Pulau Baai Belum Dikeruk, Kuota Pertalite Bengkulu Dipangkas

Alur Pelabuhan Pulau Baai Belum Dikeruk, Kuota Pertalite Bengkulu Dipangkas

Alur Pelabuhan Pulau Baai Belum Dikeruk, Kuota Pertalite Bengkulu Dipangkas-Poto ilustrasi-

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, alokasi Pertalite mengalami penurunan signifikan dari 267.716 KL pada tahun 2024 menjadi 253.357 KL tahun ini. Sebaliknya, kuota Biosolar justru meningkat dari 107.213 KL menjadi 109.188 KL.

“Penurunan kuota Pertalite ini disebabkan oleh konsumsi yang menurun, tetapi faktor distribusi akibat pendangkalan alur juga turut mempengaruhi,” terang Donni.

Penurunan kuota Pertalite tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Pasalnya, Pertalite merupakan salah satu BBM yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan transportasi sehari-hari.

Beberapa pengendara yang ditemui di SPBU mengeluhkan seringnya terjadi antrean panjang akibat keterbatasan pasokan BBM. "Kadang-kadang kami harus menunggu lama untuk bisa mengisi Pertalite, terutama saat pasokan terlambat datang,” ujar Arman, seorang pengemudi ojek online di Bengkulu.

Sementara itu, peningkatan kuota Biosolar dianggap positif bagi para pelaku usaha transportasi besar seperti truk pengangkut barang. Namun, tanpa distribusi yang lancar, manfaat dari peningkatan kuota ini tidak akan maksimal.

Pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai menjadi harapan besar bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Selain mempercepat proses distribusi BBM, pengerukan juga dapat meningkatkan kapasitas pelabuhan untuk melayani kapal-kapal besar.

“Kami berharap pemerintah pusat segera memberikan perhatian lebih pada masalah ini. Dengan alur yang memadai, Bengkulu bisa menjadi lebih mandiri dalam hal distribusi logistik dan BBM,” tutur Donni

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: