Polresta Bengkulu: Istri Dekan FH Unihaz Diduga Terima Aliran Dana Penipuan 45 Juta

Istri Dekan FH Unihaz Diduga Terima Aliran Dana Penipuan 45 Juta.-Poto ilustrasi-
Radar Bengkulu – Polresta Bengkulu mengungkap dugaan kuat aliran dana sebesar Rp 45 juta ke rekening istri Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu, Alauddin.
Dana tersebut diduga berasal dari penipuan yang merugikan mahasiswa FH Unihaz dalam program studi tur (study tour) dan praktik kerja industri (prakerin).
Kasus ini semakin panas setelah mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di halaman kampus beberapa waktu lalu, menuntut kejelasan atas dana yang hilang.
BACA JUGA:Dugaan Penipuan Study Tour Unihaz Bengkulu, Pasutri Pengelola Agen Travel Diamankan
Kasat Reskrim Polresta Bengkulu, AKP Sujud Alif Yulam Lam, menjelaskan bahwa berdasarkan pengakuan FL, Direktur CV LBN, dan istrinya TL, yang juga menjabat sebagai Pembantu Direktur CV LBN, dana sebesar Rp 45 juta tersebut dialirkan ke rekening istri Alauddin. CV LBN merupakan vendor yang ditunjuk untuk mengurus pemberangkatan 80 mahasiswa FH Unihaz dalam kegiatan prakerin ke Yogyakarta dan Malang.
"Dalam penyelidikan, kami menemukan aliran dana ke rekening atas nama Hu, yang ternyata adalah istri Pak Dekan," ungkap Sujud Alif Yulam Lam,.
Namun, penyidik masih mendalami apakah dana tersebut telah digunakan atau masih tersimpan. Selain itu, tujuan penggunaan dana tersebut juga masih dalam investigasi. Apakah digunakan untuk kepentingan pribadi atau memang untuk keperluan oleh-oleh seperti yang diklaim oleh Alauddin, masih menjadi tanda tanya besar.
Dana sebesar Rp 45 juta ini diduga merupakan bagian dari uang yang seharusnya digunakan untuk kepentingan mahasiswa dalam program prakerin. Namun, alih-alih digunakan untuk kepentingan mahasiswa, dana tersebut justru dialirkan ke rekening istri Dekan. Akibatnya, mahasiswa FH Unihaz gagal berangkat ke Yogyakarta dan Malang untuk melaksanakan prakerin, yang seharusnya menjadi bagian penting dari proses pembelajaran mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: