Ini dimaksudkannya agar tidak dapat lagi berhubungan dengan rakyat dan menggerakkan organisasi perjuangan. Sebab, Bengkulu waktu itu masih sepi dan terisolir dengan daerah lain.
Muhammadiyah kemudian memanfaatkan kesempatan ini. Mereka bergabung dengan Patty dan meminta tenaganya dalam melaksanakan program Muhammadiyah. Khususnya dalam bidang pendidikan.
Patty tak keberatan. Malahan dia membuka diri dan membaktikan dirinya untuk memajukan organisasi Muhammadiyah di Bengkulu.
Rupanya gerakan Patty ini tercium juga oleh penguasa Belanda. Ia melihat apa yang dilakukannya itu cukup berbahaya bagi Belanda.
Patty yang diharapkan dibuang ke Bengkulu agar tidak banyak bergerak, malahan melakukan gerakan juga.