Dan kedua, ketika memasuki bulan Syawal, disunnahkan berpuasa enam hari sebagai ibadah terusan Ramadhan. Dan hasil dari pahalanya sama dengan puasa selama satu tahun.
Dua nasihat Rasulullah Saw itu mengandung empat makna yang dapat kita jalankan selama hidup:
Pertama, menghormati bulan suci Ramadhan dengan amalan shalih.
Kedua, tetap menjaga kesucian bulan Syawal dengan puasa sunnah.
Ketiga, selalu beramal shalih setiap saat.
Dan keempat, tidak merubah pola hidup di luar bulan Ramadhan, dengan menjaga kualitas rohani yang sudah meningkat selama bulan Ramadhan.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah
Dengan menggunakan perspektif Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Ramadhan jika dijalani dengan sungguh akan meningkatkan dan meng-upgrade keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Ramadhan yang berhasil antara lain: ditandai dengan meningkatnya level rohaniahnya, dari tahmid ke syukur menuju ke syakur (شَّكُور), dari mukhlis ke mukhlas (مُخْلَص), dari shabir ke mashabir (مصابِرِ), serta dari al-taib ke at-tawwab (التواب).
Dalam tinjauan Prof. Nasaruddin, syukur memiliki tiga tingkatan.
Pertama, tahmid, yaitu mengucapkan lafaz alhamdulillah, saat kita memperoleh keberuntungan.