Banner disway

Digempur Makanan Kekinian, Lemang Khas Bengkulu Masih Ada di Jalan Sungai Rupat

Digempur  Makanan Kekinian, Lemang Khas Bengkulu Masih Ada di Jalan Sungai Rupat

Penjual lemang sedang menunggu pembeli-M Sholihin-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id  – Di tengah gemuruh makanan modernisasi kota, ada sepotong cerita hangat yang masih setia bertahan dari balik guncangan makanan kekinian  yang menggoda. Yaitu, lemang.  


Makanan khas tradisional Bengkulu  ini sangat sulit ditemukan kalau bukan ada acara besar seperti pernikahan, hari raya Idul Fitri. Akan di Kota Bengkulu, kita masih bisa mendapatkan makanan khas tersebut dengan gampang.
Lokasinya, di pinggiran jalan Sungai Rupat, Kelurahan Pagar Dewa.

BACA JUGA:Memohon Dijauhkan dari Hati yang Mati

 

Disini, berdiri kokoh puluhan unit podok kecil yang menjual lemang, lengkap dengan tapainya. Pembeli, tinggal pilih saja lagi di sebuah sudut pondok yang tak pernah sepi dari kendaraan lalu lalang tersebut.

Di salah satu pondok kecil itu, ada  sosok sederhana yang akrab dipanggil ibuk Ismawati yang berjualan  lemang legendaris. Ia telah berjualan sejak 2015 sampai saat ini.

BACA JUGA:Jangan Main-Main dengan Aturan, Ombudsman Warning Soal PPDB dan SPMB di Bengkulu



Setiap  pagi hari  pukul 08.00 pagi, ibu Ismawati membawa 20 potong batang lemang. Tidak hanya lemang, ibuk Ismawati juga menjual, tape. Juga ada air tape yang biasanya digunakan untuk obat- obatan tradisional. 


Ada beberapa alasan tertentu ibu Ismawati masih tetap bertahan menjual lemang. “Pertama, yaa tidak ada lagi usaha lain dan juga saya menjaga agar lemang ini tetap terlestari di Bengkulu ini, “ujarnya saat ditemui RADAR BENGKULU di tempat usahanya, Kamis, 26 Juni 2025.

BACA JUGA:Surau Unik Tanpa Atap di Pantai Berkas Bengkulu jadi Daya Tarik Wisata Religi



Dari hanya berjualan lemang, Ismawati mampu menyekolahkan anaknya. Bahkan sudah berhasil membeli sebuah sepeda motor,  untuk biaya hidup keluarga sehari-hari.


”Untuk harga jual lemang sendiri bervariasi. Mulai dari ,sepuluh ribu rupiah sampai lima belas rupiah.''
Ismawati tidak mau merubah atau memodifikasi lemang bukan tanpa sebab.  Karena, ia mempunyai alasan tersendiri.”Ya supaya rasa dan kualitas khas lemang tidak berubah dan tetap terjaga, “ungkap beliau.

BACA JUGA:Pempek Panggang Vinna, Cita Rasa Khas Ini yang Bikin Pelanggan Ketagihan


Untuk kalangan pembeli, lanjutnya, itu sangat bervarian. Mulai dari orang tua, anak anak remaja, bahkan wisatawan dari luar Kota Bengkulu.


”Ya, sehari ga nentu. Kadang habis. Kadang laku cuman lima. Kan orang jualan banyak juga. Tapi kalo misal hari lebaran, puasa, itu banyak orang yang beli. “ 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait