Penyakit Ini Bikin Tampilan Sapi Jadi Mengerikan, Masih Amankah Dikonsumsi?

Penyakit Ini Bikin Tampilan Sapi Jadi Mengerikan, Masih Amankah Dikonsumsi?

Sapi di Mukomuko terjangkit penyakit LSD. 2. Jumlah kasus penyakit LSD di Mukomuko-Seno-

MUKOMUKO, RADARBENGKULU,DISWAY.ID - Penyakit ini membuat penampilan ternak sapi menjadi mengerikan. Kulit sapi, mulanya bentol-bentol. Kalau bentolnya sudah pecah, Kulit sapi menjadi seperti berlubang. Jumlahnya tidak hanya satu, belasan atau puluhan, tapi bisa ratusan bahkan sampai ribuan lubang. Sebab, nyaris seluruh Kulit di tubuh sapi akan bentol dan pecah. Masih amankah sapi yang kena penyakit ini dikonsumsi?

Seorang dokter hewan yang juga menjabat Kabid Peternakan, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, drh. Diana Nurwahyuni menuturkan, penyakit yang menyerang ternak sapi dan membuat tampilan sapi menjadi mengerikan itu bernama Lumpy Skin Disiase atau disingkat LSD.

BACA JUGA:Dokter Kaget, Kumis Kucing Hancurkan Batu Ginjal Warga Bengkulu Ini

Dijelaskannya, penyakit ini merupakan infeksi pada kulit sapi yang disebabkan Virus Lumpy Skin Disiase (LSD-Virus). Sapi yang terinfeksi LSD-Virus, kulitnya akan ditumbuhi banyak bentol-bentol. Kemudian bentol-bentol itu akan pecah menjadi luka mirip kudis. Sekalipun sembuh, akan meninggalkan bekas. Inilah yang membuat penampilan sapi jadi mengerikan. "Kalau di manusia, penyakit LSD ini mirip penyakit cacar," kata drh. Dian.

BACA JUGA:Bagus, Tampilkan Kreativitas Siswa, SD Al-Azhar Gelar Pentas Seni

Dikatakan dia, penyakit LSD sudah menyerang ternak sapi di Mukomuko. Pihaknya telah mendata, sampai dengan tanggal 10 Januari 2023, sudah ditemukan 37 kasus. 6 diantaranya berujung kematian. "Sampai hari ini (Selasa, 10/1) ada 37 kasus LSD kita temukan. Tersebar di 6 desa/kelurahan. Setelah ditangani 28 sapi bisa sembuh, dan sayang 6 ekor mati. Sekarang masih ada 3 kasus aktif/masih positif," ungkap Kabid Peternakan.

BACA JUGA:Rohidin: Rasanya Enak, Bikin Nagih, Patut Dicoba, Baba Ahmed Arabian Food di Jalan Mangga Raya

drh. Diana Nurwahyuni menjelaskan, penularan penyakit LSD ini kalau terjadi kontak langsung antara sapi yang terjangkit dengan sapi yang belum terjangkit. Selain itu, bisa juga ditularkan lewat hewan lalat. "Penularan sebenarnya lebih lambat dari penyakit PMK. Penyakit LSD menular kalau sapi kontak langsung. Atau bisa juga lewat lalat. lalat hinggap di sapi yang terjangkit, lalu hinggap juga di sapi lain, bisa menularkan penyakit LSD," bebernya.

BACA JUGA:Gubernur Rohidin Melaunching Kelas Perdana Baca Al-Qur’an ASN dan THL, Sekaligus Meresmikan Masjid Alif Mim

Pihaknya sudah mengingatkan para peternak agar memisahkan sapi yang bergejala terjangkit LSD-VIRUS dengan sapi yang lain. Hal itu agar penyakit tersebut tidak meluas. "Selain memberikan tindakan, kami mengimbau pemisahan sapi. Ada yang mengikuti imbauan. Ada juga yang tidak, dan akhirnya menular," sampainya.

BACA JUGA:Lebih Terhormat, Wakil Walikota Bengkulu Serahkan Baju Linmas Kecamatan Teluk Segara

Mengenai kesehatan daging sapi yang terjangkit LSD-VIRUS, drh. Dian mengatakan, daging sapi yang terjangkit penyakit LSD, dagingnya masih aman dikonsumsi. Sebab, LSD-VIRUS tidak menular ke manusia. Hanya saja ia mengingatkan untuk didak mengkonsumsi bagian kulit. Bagian kulit sapi kerap dijadikan berbagai varian menu makanan oleh masyarakat di Indonesia. "Untuk daging sapi yang terjangkit LSD ini aman dikonsumsi. Tapi sebaiknya untuk kulit, jangan dimakan. Dan jangan juga dibuang begitu saja, melainkan dibakar. Lalu dikubur. Untuk daging aman. Karena LSD-VIRUS tidak menular ke manusia," pungkas Dian. (sam) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: