Ricuh! 4 Orang Mahasiswa Diamankan Polisi, Aliansi BEM Sampaikan Mosi Tidak Percaya DPRD
Orasi di mobil komando saat aksi mahasiswa -Windi Junius-
RADARBENGKULU, DISWAY.ID - Aksi Demonstrasi Mahasiswa mengatasnamakan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se - Provinsi Bengkulu di depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu dengan tuntutan menolak pengesahan Undang Undang Cipta Kerja berakhir ricuh.
Aksi yang digelar Kamis (30/3) sekitar pukul 14.00 WIB hingga Pukul 17.00 WIB ini, berakhir ricuh. Akibatnya empat Mahasiswa diamankan ke Mapolresta Bengkulu.
Aksi demo dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Provinsi Bengkulu ini awalnya berjalan dengan damai. Terlihat di mobil komando Mahasiswa secara bergantian menyampaikan orasinya.
BACA JUGA:Bupati Mian Turun, Langsung Beri Santunan ke Warga Sumber Rejo
Pada akhirnya mahasiswa meminta perwakilan Anggota DPRD untuk menemui para pendemo agar melakukan parlemen jalanan untuk menyampaikan rasa kecewa mahasiswa terhadap DPR RI yang telah mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Cipta Kerja yang kini telah disahkan menjadi Undang-Undang (UU).
Namun sayangnya permintaan mahasiswa untuk perwakilan Anggota DPRD Provinsi Bengkulu menemui para pendemo itu tidak terpenuhi lantaran anggota DPRD Provinsi satu pun tidak ada di kantor, dengan alasan sedang Dinas Luar (DL).
BACA JUGA: Mantap, Desa Tambangan Bangun Jalan Sentral Produksi Untuk Para Petani
Sehingga yang mendatangi mahasiswa saat aksi tersebut yakni Sekretaris Dewan Provinsi, Nandar Munadi. Di atas Mobil Komando Sekwan Provinsi melontarkan permohonan maaf karena anggota DPRD Provinsi sedang ada agenda DL.
Ternyata kehadiran Sekwan Provinsi tersebut tidak membuat para pendemo merasa terwakili oleh Anggota DPRD Provinsi Bengkulu.
Sehingga para mahasiswa mendesak untuk meminta masuk ke dalam Kantor DPRD Provinsi untuk memastikan apakah benar seluruh anggota DPRD Provinsi Bengkulu sedang berada di luar daerah.
BACA JUGA:Tim Penanggulangan Bencana Alam Seluma Gelar Apel Siaga
Pada akhirnya desak pendemo dipenuhi oleh Sekretaris Dewan. Sekitar 10 orang perwakilan demonstran masuk ke kantor DPRD Provinsi Bengkulu dengan disambut sendirian oleh Sekwan tanpa anggota DPRD Provinsi Bengkulu satu pun, di dalam ruang rapat komisi.
Sekwan kembali menjelaskan kalau anggota DPRD Provinsi sedang tidak berada di Provinsi Bengkulu, maka Sekwan memberikan solusi kepada mahasiswa bahwasanya ia akan menjadwalkan pertemuan ulang antara mahasiswa dengan anggota DPRD Provinsi Bengkulu setelah Anggota DPRD telah menyelesaikan Dinas Luarnya.
Kendati demikian, perwakilan mahasiswa tersebut merasa kecewa dengan anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang tidak ada satupun yang hadir.
BACA JUGA: Sesalkan Keputusan FIFA, PSI: Indonesia Jangan Langsung Menyerah
Sehingga Mahasiswa tersebut membubarkan diri keluar dari Kantor DPRD Provinsi Bengkulu, kembali bergabung dengan teman-temannya yang masih melakukan orasi di depan Kantor DPRD.
Kemudian lantaran kecewa dengan anggota DPRD Provinsi tersebut, seluruh mahasiswa memaksa masuk ke Kantor DPRD Provinsi Bengkulu untuk membentangkan spanduk di atas Gedung DPRD Provinsi.
Jelas aksi yang dikawal ketat oleh anggota polisi tersebut tidak diizinkan, sehingga pada akhirnya mahasiswa dan anggota polisi terjadi saling dorong yang mengakibatkan kericuhan.
BACA JUGA:Alot, Besaran Zakat Fitrah Pengganti di Kota Bengkulu Bervariasi
Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Arca Wijaya mengatakan dengan tegas, aliansi BEM Se -Provinsi Bengkulu, menyatakan Mosi tidak percaya kepada Anggota DPRD Provinsi Bengkulu.
"Hari ini, sekelas anggota DPRD Provinsi Bengkulu semuanya tidak hadir di gedungnya. Maka kita pastikan, mereka bukan berpihak untuk rakyat, tetapi untuk kepentingan diri sendiri. Maka kami seluruh mahasiswa se - Provinsi Bengkulu menyatakan sikap, mosi tidak percaya dengan DPRD Provinsi Bengkulu," ungkapnya.
BACA JUGA: Kakan Kemenag Kota Bengkulu Lantik 8 Pejabat, 4 Diantaranya Kepala Madrasah
Diapun memastikan mahasiswa kembali melaksanakan aksi serupa dengan gelombang masa yang lebih banyak, dan kembali akan mendatangi kantor DPRD Provinsi Bengkulu dengan tuntutan yang sama.
"Kami pastikan akan melakukan aksi kembali dengan masa yang lebih banyak," tegasnya.
Sementara itu Sekwan Provinsi Bengkulu, Nandar mengatakan, meskipun tidak dapat menemui anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang sedang dinas luar, pihaknya sebagai fasilitator, memenuhi permintaan mahasiswa universitas melakukan dialog dan mencari jalan keluar untuk menyampaikan aspirasi.
BACA JUGA:Jelang Mudik Lebaran, Pemprov Bakal Terbitkan Jadwal Larangan Operasi Truk Angkutan Batu Bara
"Kita sudah mengajak mahasiswa untuk dialog mencari jalan keluar, karena tuntutannya ingin menyampaikan aspirasi ke anggota DPRD. Sementara anggota DPRD sedang melaksanakan tugas keluar," katanya.
Nandar menambahkan, pihaknya telah coba menfasilitasi untuk menjadwalkan pertemuan para mahasiswa dengan anggota DPRD di waktu yang akan datang. Namun, tidak ada jalan keluarnya dan mahasiswa tidak memutuskan apakah setuju atau tidak.
BACA JUGA:Bank Mandiri Pasang 556 Unit Panel Surya, Dorong Implementasi Bisnis Berbasis ESG
"Kami sebagai fasilitator telah memberikan solusi untuk menjadwalkan pertemuan di minggu depan, tapi sepertinya tidak ada keputusan dari mahasiswa," ungkap Sekwan.
Disisi lain Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Aris Sulistyono, melalui Kabag Ops Polresta Bengkulu, Kompol Jufri S.Ik, mengatakan, pihaknya berhasil mengawal aksi tersebut berjalan dengan baik, meskipun ada sedikit kericuhan, namun polisi segera bisa mengatasi kericuhan tersebut.
" Ada sedikit kericuhan, ini akan menjadi evaluasi kita untuk kedepannya, " katanya.
BACA JUGA:Jelang Mudik Lebaran, Pemprov Bakal Terbitkan Jadwal Larangan Operasi Truk Angkutan Batu Bara
Sedangkan terkait dengan empat mahasiswa yang diamankan ia menyatakan, kalau ke empat mahasiswa tersebut diduga sebagai provokator sehingga akan diminta keterangan lebih lanjut.
"Iya, ada empat mahasiswa yang diamankan dan akan kita minta keterangan di Polres," ungkapnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, pada aksi kali ini sebanyak 400 personel diturunkan untuk pengaman aksi.
"Ada 350 personel dari kepolisian terdiri dari Polres dan Polda dan Brimob, dan dari Satpol PP ada 50 orang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://radarbengkulu.disway.id