Cerita Bujang Bekurung (Karya Siti Mutmainah)

Cerita Bujang Bekurung (Karya Siti Mutmainah)

Siti Mutmainah penulis cerita Bujang Bekurung-Ist-

“jika itu yang Panau Jarang inginkan maka aku akan mengizinkan kakak untuk mencari istri kedua seperti yang diinginkanya” ujar Putri Buli dengan senyum terpaksa. Setelah hari itu Panau Jarang terus mendesak Bujang Bekurung Untuk menikahkembali dan pada akhirnya Bujang Bekurung memutuskan untuk segera menikah untuk kedua kalinya dengan sorang putri dari kerajaan pulau seberang yang bernama Putri Dayu Putih.

Berbeda dengan pernikahan Bujang Bekurung dengan Putri Buli yang digelar dengan sangat meriah dan dilaksanakan tujuh hari tujuh malam, pernikahan Bujang Bekurung dengan Putri Dayu Putih hanya digelar selama satu hari dan dilaksanakan dengan sesedarhana mungkin. 2 tahun setelah pernikahan mereka berlangsung akhirnya Putri Dayu Putih dikaruniai seorang anak laki laki yang bernama Setandan Pinang.

Saat umur Setandan Pinang sudah cukup dewasa Putri Dayu Putih berniat mengajaknya pulang kekerajaan Pulau Seberang. Tak Putri Dayu Putih tidak hanya sendiri Panau Jarang, Hitam Manis, Bujang Bekurung , Putri Buli dan anaknya ikut serta ke Pulau Seberang. Sesampainya mereka diistana itu mereka disambut dengan meriah, mereka diberi kalung dari bunga yang sangat cantik dan tidur di kamar terbaik diistana itu. Namun berbeda dengan yang lainnya Putri Buli dan anaknya hanya diberi kalung dari keong yang sudah mati membusuk untuk tidur mereka hanya diberkan sebuah tikar uutuk tidur di teras istana yang besar itu.

Karena tidak tega malihat Putri Buli yang tidur diluar akhirnya Hitam Manis memutuskan untuk menemani Putri Buli untuk tidur disana. Tengah malam telah tiba langit hitam dihiasi bintang bintang dan bulan sabit terlihat jelas oleh Putri Buli yang tidur diatas teras yang sangat dingin, Putri Buli tidak mempermasalahkan sedikitpun tentang ini tapi berbeda dengan Kembang Manik dia terus menangis karena kelaparan dan kedinginan, “setelah pulang dari sini kita akan pulang kerumah nenek, disana mereka mempunyai kamar yang lebih nyaman untuk kamu tidur, makanan yang lebih enak untuk kamu makan dan langit yang jauh lebih indah dari pada yang kamu lihat saat ini, jadi berhentilah menangis kita punya yang lebih dari ini” ujar Putri Buli menenangkan anaknya.

Hitam Manis yang dari tadi hannya pura pura tidurpun mendengar percakapan ibu dan anak itu, setelah pulang dari istana Pulau Seberag itu Hitam Manis berbicara pada Raja dan Permaisuri soal apa yang dia dengar disana. “Putri Buli apakah kamu benar masih memiliki tempat untuk pulang didaerah asalmu?” tanya Raja untuk memastikan.

Putri Buli yang kaget dengan pertanyaan Raja hanya bisa menunduk kan kepalanya dan mengangguk pelah. “kalau begitu besok pagi kita akan siap siap untuk berangkat kesana” ujar Bujang Bekurung yang ikut mendengar percakapan Raja dan Putri Buli.

“jika kalian ingin kesana, maka harus menyiapkan 40 perempuan yang belum menikah, 40 laki laki yang belum menikah, 40 laki laki yang sudah menikah, dan 40 perempuan yang sudah menikah” jelas Putri Buli. Untuk seorang Raja mencari orang orang yang seperti disebutkan Putri Buli bukanlah perkara yang sulit. Cukup satu hari bagi Raja untuk mengumpulakan orang

orang itu.

Keesokakn harinya Putri Buli beserta ankanya, Hitam Manis dan Bujang Bekurung siap berangkat. Dan Karena merasa penasaran dengan rumah orang tua Putri Buli yang katanya jauh lebih besar dari pada istana seberang pulau, Putri Dayu Putih dan Panau

Jarangpun ikut serta dengan rombongan itu. Perjalanan mereka tempuh tidak lah mudah, mereka melalui hutan hutan yang rimbun padang padang rumput yang luas. Setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya sampailah mereka dihutan cecap ening. “dimanakah istana yang kamu bilang besar dan megah itu?, disini hanyalah sebuah hutan yang menyerakan” ejek Panau

Jarang yang disambut gelak tawa oleh Putri Dayu Putih dan beberapa warga yag ikut dalam perjalanan.

“tunggu sembentar disini aku akan kesana sebentar” ujar Putri Buli lalu mengajak anaknya kearah pohon yang sangat besar yang terlihat sudah tidak memiliki satu helai daun pun disetiap ranting rantingnya.

“ayah ibu aku sudah melaksanakan perintah kalian, aku sudah menikah dan memiliki seorang putri, tolong izinkan aku untuk kembali kekayangan, aku membawa banyak keluarga baruku” ujar Putri Buli setengah berteriak sambil melihat kerah langit yang berwarna biru yang sangat indah. Tak lama setelah Putri Buli mengucapkan itu, munculah pelangi yang sangat indah, Hitam Manis yang sebenarnya dari tadi mengintip dari kejauh apa yang sedang dilakukan Putri Buli kembali kerombongan dan memanggil mereka untuk melihat keajaiban yang baru saja dilihatnnya.

“palangi ini akan mengantar kalian kekayangan, tempatku berasal” jelas Putri Buli.Karena merasa sangat penasaran akhirnya Panau Jarang berjalan kearah pelangi itu lebih dulu, namun sayang pelangi itu amat licin yang membuat Panau Jarang langsung tergelincir, semua orang mencoba untuk menaiki pelangi itu namun tidak satupun diantara mereka yang berhasil menaikinya.

“kalian tidak akan bisa menaiki itu, aku akan memasukan kalian kebotol ini dan aku akan membawa kalian naik kesana” ujar Putri Buli lalu memasukan mereka kebotol dengan mengubah mereka butiran butiran pasir. Lalu Putri Buli dan anaknya naik kekayagan melalui tangga pelangi itu dengan sangat mudah, setelah sampai Putri Buli pun mengembalikn mereka kebentuk semula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id