Menumbuhkan Semangat Ibadah dan Keimanan di Tahun Baru 2024

Menumbuhkan Semangat Ibadah dan Keimanan di Tahun Baru 2024

Dr. H. Nasron, M.Pd.I-Adam-radarbengkulu

Sebaliknya jauh lebih penting dari semua itu adalah tumbuhnya semangat baru untuk semakin meningkatkan kualitas ibadah dan kebajikan. Sebab orang muslim sejati adalah orang yang harinya lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits yang artinya: "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Dan, barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka)." HR. Al-Hakim.

 

Hadirin kaum muslimin yang berbahagia

Hadits ini memberikan pengertian perihal pentingnya meningkatkan semangat baru dalam menjalani hari-hari yang baru, termasuk juga dengan tahun baru. Jika hari tahun baru ini lebih baik dari hari dan tahun sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang beruntung. Jika sama, maka sungguh hanya kerugian yang ia dapatkan. 

Dan, jika lebih buruk, maka akan menjadi hari dan tahun yang dilaknat karena tidak bisa mengambil manfaat dan keberkahan didalamnya. 

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam riwayat yang lain disebutkan, bahwa orang-orang yang harinya justru lebih buruk dari hari-hari sebelumnya, maka tidak ada kebaikan selain kematian untuknya. 

Riwayat ini sebagaimana dikutip oleh Syekh Abdurrahman as-Sakhawi dalam kitab Al-Maqashidul Hasanah, juz I, halaman 631.

 

Rasulullah SAW bersabda yang Artinya : "Barangsiapa yang kedua harinya (saat ini dan kemarin) sama, maka ia (tergolong) orang yang rugi. Barang siapa yang dua hari terakhirnya lebih buruk, maka ia terlaknat. Barang siapa yang tidak berada pada peningkatan, maka ia berada pada pengurangan. Barang siapa yang berada pada pengurangan, maka kematian lebih baik baginya. Dan, barang siapa yang merindukan surga, maka ia akan cepat-cepat dalam melakukan kebaikan." - (HR ad-Dailami) 

Syekh Nuruddin Al-Harawi Al-Qari (wafat 1014 H) dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih, juz IV, halaman 352, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ziyadah (peningkatan-penambahan) pada hadits di atas adalah dengan bertambahnya ilmu.

 

Karena, dengan Ilmu orang bisa menilai mana yang lebih baik untuk dilakukan. Demikian juga dengan ibadah. Karena, semakin banyak orang beribadah, maka semakin terasa nyaman hidupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu