Khutbah Idul Fitri: Komitmen Menjaga Ukhuwah dan Kepedulian Sosial Dalam Kehidupan

Khutbah Idul Fitri:   Komitmen Menjaga Ukhuwah dan Kepedulian Sosial Dalam Kehidupan

Prof. Dr. Zubaedi M. Ag M. Pd-Adam-radarbengkulu

Nabi bersabda, “Seorang sakhi (dermawan) dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.” 

Dalam bidang sifat kedermawanan kita patut berbangga. Indonesia menempati rangking 1 dari 10 Negara Paling Dermawan di Dunia Versi Charities Aid Foundation (2023). Badan amal asal Inggris, Charities Aid Foundation (CAF), merilis daftar negara yang dinilai paling dermawan dalam laporan World Giving Index 2023.Penilaian tersebut berdasarkan hasil survei yang melibatkan 147.186 responden dari 142 negara pada 2022.

Aspek perilaku yang disurvei dan menjadi indikator penilaian utama adalah: pengalaman membantu orang tak dikenal, donasi uang untuk amal, serta kesediaan meluangkan waktu menjadi sukarelawan.

Jawaban positif dalam survei ini kemudian dihitung secara rata-rata per negara, dan dirumuskan ke dalam skor indeks berskala 0-100. Skor tinggi mencerminkan ada banyak penduduk di suatu negara yang terlibat dalam kegiatan amal, begitu pula sebaliknya.Dengan metode penilaian tersebut, tahun ini Indonesia meraih skor 68 dari 100 poin, paling tinggi di antara 142 negara yang disurvei. ndonesia juga tercatat menjadi negara paling dermawan menurut indeks ini selama enam tahun berturut-turut. Jika dirinci indikatornya, pada 2023 Indonesia meraih 61% dalam aspek membantu orang tak dikenal, 82% dalam hal donasi uang, dan 61% dalam hal kesediaan menjadi relawan. 

Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia 

Pesan ketiga ramadhan adalah pesan jihad. Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni berperang di jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh, yaitu:

 بَذْلُ مَاعِنْدَهُ وَمَا فِى وُسْعِهِ لِنَيْلِ مَا عِنْدَ رَبِّهِ مِنْ جَزِيْلِ ثَوَابِ وَالنَّجَاةِ مِنْ اَلِيْمِ عِقَابِهِ 

"Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan keridhaannya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya."

Pengertian jihad ini lebih komprehensif, lebih luas, karena yang dituju adalah mengorbankan segala yang kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan diri kita sendiri yang disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling besar.

 

Sebuah jihad yang  didesain dan bergerak pada kemaslahatan masyarakat demi mencapai keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah mengartikan jihad menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kedamaian. Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah upaya mendukung terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sehatera yang bersendikan pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat merugikan diri kita sendiri, terlebih lagi merugikan orang lain.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, walillahil hamdu

 Diantara amalan-amalan yang perlu dipertahankan setelah Ramadhan adalah menjaga persaudaraan yang oleh masyarakat Indonesia disebut dengan silaturahim. Banyak ragam acara yang bisa memperkuat tali silaturahim, misalnya: mudik (pulang kampung), berkunjung ke rumah keluarga, halal bi halal, reuni, sedekah, selametan, dan lain-lain.  

Pentingnya silaturahim ini diabadikan oleh Rasulullah saw adalah haditsnya:

  من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر فَلْيصلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر فليقل خيراً أوْ لِيَصْمُتْ 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu