Mencintai Rasulullah

Mencintai Rasulullah

Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag -Adam-radarbengkulu

Jika Rasulullah ada tugas diluar. Tsauban begitu gelisah. Ia resah karena tidak bisa menatap wajah Rasulullah. Maka ketika Rasulullah kembali ke rumah, Tsauban langsung menatap muka  Rasulullah. Ia gembira manakala dekat dengan Rasulullah. Dan dia sedih ketika Rasulullah tidak ada di dekatnya. 

 

Suatu hari Rasulullah mengunjungi Tsauban. Beliau mendapatkan  Tasuban sangat bersedih. Badannya kurus tidak terurus, seperti orang yang sakit. Padahal pada saat itu Tsauban tidak sakit dan sedang bersama dengan  Rasulullah.  Rasulullah lantas bertanya kepada Tsauban perihal mengapa dia bersedih. 

“Kalau teringat akhirat, aku takut tak dapat melihatmu lagi. Sebab, kau akan diangkat ke surga tertinggi bersama para nabi. Lalu, mana tempatku dibandingkan tempatmu ? Mana peringkatku dibandingkan peringkatmu ? ” jawab Tsauban.  

 “Dan, jika aku tidak masuk surga, niscaya aku tidak dapat melihatmu lagi selamanya,”  tambahnya.  

 

Hadirin Jamaaah Jumat Rahimakumullah

Begitulah cinta Tsauban kepada Rasulullah, sangat besar. Hingga ia sampai kepikiran tentang kebersamaannya dengan Rasulullah di akhirat kelak. Apakah dirinya bisa bersama Rasulullah atau tidak.

Rasulullah terharu dengan jawaban Tsauban tersebut. Beliau juga menjadi kasihan dengan pelayannya itu. Namun tak lama setelah itu turun wahyu kepada Rasulullah, yaitu : 

 

“Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS Al-An’am ayat 69). 

Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa siapapun yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi Allah. Yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan para orang shaleh.

  

Ayat tersebut seolah menjawab kesedihan Tsauban yang takut tidak bisa bertemu dengan Rasulullah, orang yang sangat dicintainya, di akhirat kelak. ( Lihat Tafsir Lubbatutta’wil fi Ma’anittanzil/ al-Khazin)

Oleh sebab itu mari kita mencintai Rasulullah. Karena mencintai Rasululahh merupakan bukti kecintaaan dan ketaaatan kepada Allah.  Firman Allah  yang artinya:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu