Menjaga Diri dan Keluarga Dari Neraka

M. Azizzullah Ilyas, M.A-Adam-radarbengkulu
Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Sebagai seorang yang beriman kepada Allah SWT, hendaknya kita menyadari bahwa kehidupan dunia ini merupakan kehidupan yang sementara dan fana.
Bukan kehidupan yang kekal abadi. Dunia bagi seorang muslim adalah tempat untuk menanam dan akhirat adalah tempat untuk menuai.
Maka jangan sampai kita menjadikan dunia sebagai tujuan utama dengan melupakan kehidupan akhirat yang kekal abadi selama-lamanya. Kehidupan dunia adalah batu loncatan untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, sehingga dunia adalah tempat beramal.
Orang yang beriman akan selalu berusaha menjadikan tujuan akhirnya adalah akhirat. Dunia di tangan bukan di hati. Jangan sampai kita tertipu oleh fatamorgana dunia dan ilusi-ilusinya, sehingga lalai dari beramal, lalai dari beribadah, tidak sholat, bahkan terjerumus dalam lembah kemaksiatan.
Allah SWT menjelaskan mengenai hal ini dalam firmannya dalam Surat al-Hadid ayat 20 yang artinya:
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah SWT serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.'' (al Hadid: 20)
Dalam ayat ini dunia dijelaskan sebagai tempat yang fana. Dimana nikmat- nikmat dunia akan sirna. Keadaan penduduk dunia seperti seorang petani yang bahagia melihat tanaman yang hijau dan segar karena tersiram air hujan setelah kemarau panjang.
Mereka merasa takjub dengan keadaan ini. Tetapi setelah beberapa waktu yang tidak lama tanaman tersebut menguning dan layu kemudian hancur menjadi debu. Dan saat dunia ini hancur dan sirna orang-orang yang menyangka bahwa kehidupan dunia kekal akan menyesal.
Gambaran ini menjelaskan bahwa kehidupan akhirat akan menggantikan kehidupan dunia. Dan pada saat itu yang ada hanyalah dua pilihan. Kehidupan kekal bahagia dalam kasih sayang dan ridhonya Allah SWT dalam syurganya atau kehidupan yang penuh derita, sakit dan kesedihan dalam neraka yang panas membakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu