Mengerikan! Lonjakan Kasus HIV dan AIDS di Provinsi Bengkulu Harus Diwaspadai
Penyakit HIV di Bengkulu Tahun 2024 Tercatat 174 Kasus, Ini Didominasi Remaja Laki-Laki-poto ilustrasi-
RADAR BENGKULU – Mengerikan, dan kita patut waspada, sebab Provinsi Bengkulu mencatatkan lonjakan kasus HIV dan AIDS yang mengkhawatirkan sepanjang tahun 2024, dengan total 174 kasus baru tersebar di 10 kabupaten/kota.
Data menunjukkan, mayoritas penderita berasal dari kelompok remaja laki-laki berusia 15-16 tahun, sebuah tren yang menyoroti urgensi penanganan lebih serius terhadap penyebaran penyakit ini.
“Sebagian besar kasus HIV terjadi pada remaja usia produktif, yakni 15-16 tahun, dengan dominasi laki-laki yang terpapar melalui populasi berisiko seperti hubungan lelaki dengan lelaki,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, H. Moh. Redhwan Arif.
BACA JUGA:Gawat! Ini Jumlah Kasus HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu Hingga Akhir November 2024 dan Sejak 2010
Menurut Redhwan, perilaku hidup yang salah menjadi salah satu faktor utama penyebaran HIV di kalangan remaja. Beberapa kebiasaan berisiko tersebut meliputi hubungan seksual tanpa pengaman dengan pasangan yang terinfeksi HIV, memiliki banyak pasangan seksual, hingga penggunaan jarum suntik secara bergantian.
“Penggunaan jarum suntik yang tidak steril, baik untuk pemasangan piercing, tato, maupun tindakan medis yang tidak aman, sangat berisiko menularkan HIV. Ini menjadi salah satu penyebab yang sering diabaikan masyarakat,” jelas Redhwan.
Ia menekankan bahwa perubahan gaya hidup dan peningkatan kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam mencegah penyebaran HIV.
Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Kesehatan terus memperkuat upaya pencegahan dan penanganan kasus HIV. Redhwan menyebutkan, beberapa langkah strategis telah dilakukan, mulai dari edukasi lintas sektor hingga penguatan layanan kesehatan.
“Edukasi ke masyarakat dan sekolah menjadi prioritas, terutama untuk memberikan pemahaman mengenai risiko HIV. Kami juga melakukan pemetaan wilayah dengan populasi berisiko tinggi, serta mengintensifkan skrining HIV melalui mobile klinik ke kelompok tersebut,” katanya.
Selain itu, pemerintah telah menyediakan layanan pemeriksaan viral load (VL) untuk pasien HIV. Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui jumlah virus dalam tubuh pasien, yang sangat penting dalam memantau efektivitas pengobatan.
“Pasien HIV yang rutin mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara teratur dapat menekan jumlah virus hingga undetected. Ketika virus tidak terdeteksi, risiko penularan pun menjadi sangat kecil,” tambah Redhwan.
Saat ini, seluruh puskesmas dan rumah sakit di Bengkulu telah dilengkapi fasilitas skrining dan diagnosa HIV. Pemerintah juga telah mengaktifkan lebih dari 20 layanan pengobatan HIV yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Langkah ini diharapkan mempermudah akses bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan terkait HIV.
“Dengan tersebarnya layanan pengobatan HIV, kami berharap tidak ada lagi kendala bagi masyarakat dalam mendapatkan pengobatan. Ini menjadi bagian dari komitmen kami untuk menekan penyebaran HIV di Bengkulu,” ujar Redhwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: