Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (15) - Tuan Putri Serindang Bulan Yang Malang

Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (15) - Tuan Putri Serindang Bulan Yang Malang

Tuan Putri Serindang Bulan Yang Malang

SUKU Rejang sebagai salah satu SUKU yang mendiami ProvinsiBengkulu sejak dulu sudah mempunyai budaya yang tinggi. Mereka sudah punya huruf tersendiri yang kini masih dirawat dan dilestarikan Pemerintah daerah setempat. Untuk mengetahui kelanjutan Tambo Rejang ini, silakan baca tulisan ke-15 dari 25 tulisan yang akan diturunkan secara bersambung.

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

 

 

 

 

 

Tuan Putri Serindang Bulan, putri dari Tuan Rajo Mawang sangatlah elok rupa pada masa itu.

Sewaktu Tuan Putri Serindang Bulan telah dewasa, sembilan kali berturut-turut tuan putri itu putus tunangan.

Karena, apabila tuan Putri itu sudah duduk bertunangan, maka tumbuhlah satu penyakit di badannya.

Tuan Putri itu kena penyakit Lepra dan tak bisa diobati. Akhirnya, tunangannya jadi kecewa.

 

 

 

 

 

Lalu diputuskan tunangannya itu. Apabila telah putus tunanganya itu, maka penyakit tuan Putri itu sembuh dengan sendirinya.

Oleh sebab itu, maka saudara tuan putri jadi murka dan merasa sangat malu.

Ia kecewa dan tidak akan menerima Tuan Putri Serindang Bulan.

Pada suatu hari, saudara -saudara Tuan Putri Serindang Bulan mengadakan mufakat bersama.

 

 

 

 

 

Saat itu hadir Ki Geto, Ki Tago, Ki Ain, Ki Djenain, Ki Nio dan Ki Karang Nio.

Dalam rapat itu mereka berencana untuk membunuh Tuan Putri Serindang Bulan.

Ini dilakukan dengan maksud supaya jangan sampai membuat malu keluarga mereka lagi.

 

 

 

 

 

Dalam rapat itu hampir semuanya setuju untuk membunuh tuan Putri.

Hanya satu orang, yaitu Ki Karang Nio yang tidak setuju.

Ia kalah suara. Apalagi dia termasuk saudara yang kecil. Oleh sebab itu, terpaksalah dia menuruti keputusan pemufakatan itu.

 

 

 

 

 

Dalam pemutusan pemufakatan itu, dia juga diperintahkan pergi membunuh Tuan Putri Serindang Bulan di dalam hutan.

Kemudian,  dia mesti membawa tanda bukti kembali yang menyatakan bahwa Tuan Putri itu telah dibunuh.

Tanda bukti yang dipinta itu adalah berupa setabung darah dan penigasan telinganya.

 

 

 

 

 

Tuan Putri Serindang Bulan pun tidak dapat membantah hasil pemufakatan dari saudaranya itu.

Ia terpaksa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah apa yang hendak dilakukan oleh saudaranya itu.

Lalu dia dibawa oleh Ki Karang Nio ke dalam hutan untuk dibunuh.

 

 

 

 

 

Sewaktu Tuan Putri Serindang Bulan akan berangkat ke hutan, maka dia membawa satu tempat sirih dan seekor ayam putih.

Setelah sampai di dalam hutan di tepi Sungai Ketahun, maka Ki Karang Nio menceritakan kepada saudaranya yang Malang itu bahwa ia dipaksa kakaknya akan membunuh Tuan Putri Serindang Bulan karena mereka merasa malu 9 kali bertunangan tidak jadi juga kawin.

 

 

 

 

 

Oleh sebab itu, Tuan Putri Serindang Bulan dihanyutkanya dalam sebuah rakit ke Sungai Ketahun serta daun telinganya itu disayatkannya untuk tanda bukti baginya dikemudian hari.

Dan dia meminta kepada Tuhan mudah-mudahan saudaranya itu dapat pertolongan. Tidak jadi mati dan dapat juga nantinya bertemu kembali dengannya.

Sesudah itu Tuan Ki Karang Nio pulang ke Koetai Belau Sateun dan dia ceritakan kepada saudaranya yang lain bahwa Putri Serindang Bulan telah mati dibunuh dan dia serahkan barang buktinya setabung darah kambing. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id / menyingkap tambo suku rejang di provinsi bengkulu (15)