Hikmah Asy-Syuro (10 Muharam)

Hikmah Asy-Syuro (10 Muharam)

M. Sururi, S.Th.I., M.H.I-Adam-radarbengkulu.disway.id

 

Khatib : M. Sururi, S.Th.I., M.H.I (Ketua Asosiasi Penghulu Republik Indonesia Kota Bengkulu)

Dari : Masjid Besar Al-Amin, Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID  - Assalamualaikum Warohmatullahi wabarukatuh

Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Di antara nikmat yang Allah anugerahkan adalah kita berada di bulan yang mulia. Yaitu, bulan Suro atau bulan Muharram.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi akhir zaman dan penutup para Nabi

BACA JUGA:Luar Biasa, Presiden Jokowi Datang , Omzet Pedagang di Arena Tabut Bengkulu Naik Drastis

 

Hadirin hadaniyallah waiyyakum

Secara spesifik tanggal 10 Muharram juga termasuk momen yang mulia di dalam bulan mulia (yaitu bulan Muharram). Imam Badaruddin al-‘Aini dalam kitab Umdatul Qari’ Syarah Shahih Bukhari, beliau menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari ‘Asyura Allah SWT memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya.

 

Yaitu (1) kemenangan Nabi Musa atas Fir’aun, (2) pendaratan kapal Nabi Nuh, (3) keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan, (4) ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, (5) keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan.

Kemudian, (6) kelahiran Nabi Isa AS, (7) ampunan Allah untuk Nabi Dawud, (8) kelahiran Nabi Ibrahim AS, (9) Nabi Ya’qub dapat kembali melihat, dan (10) ampunan Allah untuk Nabi Muhammad SAW baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.

BACA JUGA: Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

 

Hadirin hadaniyallah waiyyakum

Kemuliaan bulan Muharram secara spesifik Yaumul Asyura maka jika diisi dengan ibadah dan amal saleh tentu akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Ibnu ‘Asyur menjelaskan bahwa kemuliaan bulan tertentu tidak mutlak berarti kemuliaan umat Islam secara otomatis.

Kemuliaan umat Islam mengandung syarat, yakni ketika mereka mau mengisi waktu-waktu khusus tersebut dengan amal saleh dan akhlakul karimah.

 

Pengertian amal saleh dan akhlak mulia amat luas. Yaitu, mencakup ibadah dengan Allah, berhubungan dengan masyarakat, atau sikap kita terhadap lingkungan alam kita.

Keutamaan puasa di bulan Muharram dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

BACA JUGA:Diduga Palsukan Identitas Bupati Gusnan Mulyadi Dilaporkan ke Polda Bengkulu

 

 “Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim 1163)

Kemudian dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.”

BACA JUGA:Miftachul: Elisa Ermasari Balon DPD RI dari Bengkulu Paling Serius, Bisa Mendulang Suara Mukomuko

 

Jamaah Jumat rohimakumulluhu

Amalan utama yang ke dua di hari Asyura adalah menyantuni yatim piatu atau secara umum bersedekah kepada kaum fakir miskin. Sebagian masyarakat Indonesia bahkan menganggap bahwa tanggal 10 Muharram (Asyura) adalah Hari Raya anak yatim atau Idul Yatama.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim, dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram).

 

Pada tanggal tersebut, beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya. Dalam kitab Tanbihul Ghafilin disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda yang artinya:

“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.“

BACA JUGA:Bupati Mian Minta 256 PPPK untuk Menunjukkan Kinerja Terbaik

 

Cara menyantuni anak yatim tidak cukup hanya mengusap kepalanya, tapi memberinya makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak, serta pendidikan yang memadai hingga mereka dewasa. Juga di banyak ayat menyantuni yatim tidak harus di bulan Muharram, tapi di setiap saat.

Dan balasannya pun setingkat dengan surga nabi. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa kedudukan orang yang memuliakan, menyantuni, dan mengasihi anak yatim akan mendapatkan surga yang jaraknya bagaikan jari telunjuk dan jari tengah.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu.disway.id