Musibah, Muhasabah, dan Mahabbah kepada Allah
Dr. H.M. Nasron, HK, M.Pd.I -Adam-radarbengkulu.disway.id
Bumi, langit, dan seisinya adalah milik Allah, maka Allah berhak mau menjadikannya seperti apa. Bahkan seandainya seluruhnya diluluhlantakkan, manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Namun demikian, manusia juga harus bermuhasabah (introspeksi). Apakah musibah yang ia terima merupakan bentuk ujian, peringatan, atau yang lain. Sehingga, manusia lebih berhati-hati dalam menjaga amanah alam ini.
Allah berfirman yang artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Ar-rum[30]: 41).
Imam Jalaludin dalam Tafsir Jalalain menjelaskan lafal Bima Kasabat Aidinnaas (karena perbuatan tangan manusia) dengan arti Minal Ma’ash, yang berarti “karena maksiat.” Artinya bahwa kerusakan di bumi ataupun di langit timbul karena ulah manusia, persisnya sebab kemaksiatan yang mereka lakukan.
BACA JUGA:10 Kata Kerja Dalam Bahasa Serawai Manna, Tahu Arti Nyanting dan Uncam-uncam? Simak Ulasannya
Kemaksiatan di sini tentu bukan hanya berbentuk pelanggaran atas norma “halal-haram” yang biasa kita dengar. Seperti minuman keras, berjudi, zina, atau sejenisnya. Selain berkenaan dengan urusan privat, kemaksiatan juga bisa berupa dosa yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan.
Segala bentuk perbuatan merusak alam adalah kemaksiatan. Karena dengan merusak alam secara tidak langsung telah mengurangi keseimbangan alam, sehingga akan menyebabkan masalah pada hari ini dan masa-masa yang akan datang.
Tanah longsor terjadi bisa jadi sebab adanya penebangan pohon secara brutal. Banjir datang karena dipicu perilaku buang sampah sembarangan, sungai-sungai menyempit karena bangunan pemukiman, area resapan air berkurang drastis akibat kian meluasnya aspal dan beton, dan lain sebagainya.
Jemaah Jumat yang terhormat
Orang yang berilmu dan beriman akan menjadikan musibah sebagai momentum meningkatkan kebaikan. Baik kebaikan itu tertuju kepada Allah maupun kepada makhluk itu sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://radarbengkulu.disway.id