Pembebasan Dosa dan Miniatur Padang Mahsyar
Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag-Adam-radarbengkulu
‘Arafah Miniatur Padang Mahsyar
Sekarang kita berada di dunia, sekarang satu miliar lebih manusia berkumpul di padang ‘Arafah ini. Situasi ini sebenarnya mengingatkan kita bahwa suatu hari nanti kita akan berkumpul seperi ini di padang mahsyar, kita dibangkit dari kubur menuju padang mahsyar secara bersama-sama.
Bahkan tidak membawa apa-apa. Pada saat itu tidak lagi berguna harta, anak-anak dan jabatan. Pada saat itu manusia tidak bisa lagi saling tolong- menolong, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: '' Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. (QS. ‘Abasa: 33-36)
Artinya: (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (QS. Asy’Syuara’: 88-89)
Wukuf di ‘Arafah ini mengajarkan kepada kita bahwa kita akan kembali kepada Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan amal. Untuk itu dibawah tenda wukuf yang mulya ini, khotib mengajak mari kita merenung eksistensi diri dengan menjawab pertanyaan berikut ;
PERTAMA, DARI MANA KITA BERASAL, KEDUA, SEDANG DIMANA KITA SEKARANG, KETIGA, MAU KEMANA KITA SETELAH INI, KEEMPAT, APA YANG HARUS KITA PERSIAPKAN.
Secara jujur kita akan menjawab bahwa kita berasal dari Allah, diciptakan dari setetes Air atau tercipta dari sari pati tanah, kita sekarang berada di dunia, kita akan kembali kepada Allah, dan bekal yang harus kita persiapkan adalah amal shalih.
‘Arafah Wukuf Jasadi
Wukuf yang kita lakukan saat ini adalah wukuf secara syariat atau lahiriah. Yakni berdiam atau berhenti di ‘Arafah, dan hal itu disebut wukuf jasadiy.
Khatib mengajak, mari kita juga wukuf rohani atau wukuf qolbi yakni berkekalan hati dengan Allah. Hati selalu ingat, dekat, menyatu dengan Allah. Wukuf qolbi/rohani disebut juga zikir qolbi atau khofi yakni zikir yang tidak berhuruf dan tidak bersuara.
Orang yang terbiasa dengan zikir qolbi, maka hatinya akan tenteram. Ketika mendapat nikmat maka ia RU’YATUL MUN’IM WALAISA RU’YATUNNI’MAH (melihat kepada sang pemberi nikmat (Allah) dan bukan melihat materi nikmat). Ketika melihat gunung dan laut yang indah, maka yang ia lihat adalah Allah pencipta laut atau gunung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu