Hasil Sensus Disesalkan, Ini Faktanya Angka Kemiskinan di Bengkulu Selatan Sudah Turun

Hasil Sensus Disesalkan,  Ini Faktanya Angka Kemiskinan di Bengkulu Selatan  Sudah Turun

Bappeda Litbang Bengkulu Selatan sedang melaksanakan rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan-Fahmi-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id - Kepala Bappeda Bengkulu Selatan Fikri Aljauhary SE.MM mengatakan, angka kemiskinan di Bengkulu Selatan ini turun.

Pihaknya telah melakukan analisa secara langsung dengan turun kelapangan dan melakukan verifikasi dan validasi terhadap 17,51 persen angka kemiskinan  mutlak dan 2,96 kemiskinan ekstrem.

BACA JUGA:Alian: Indomaret Bengkulu Selatan Siap Bayar Pajak Daerah Rp 150 Ribu Perbulan

 

"Kalau kita hanya mempedomani data yang tertera, maka kita kemungkinan akan salah dalam merumuskan kebijakan yang akan dilakukan. Mengapa demikian? Dari 17,51 persen  atau 18 ribu Kepala Keluarga yang ada, kami hanya menemukan  923 rumah yang tidak layak huni. Ini data yang langsung kami lakukan. Dan bukan kami mempermasalahkan mantri sensus selama ini, tetapi inilah kenyataanya,"papar Fikri, Minggu, 14 Juli 2024.

Fikri memaparkan, dari fakta yang ditemukan dilapangan, hasil sensus inilah yang disesalkan. Bahkan, sedikit kecewa. 

BACA JUGA:Dapat Apresiasi, Polres Bengkulu Selatan Laksanakan Turnamen Bulu Tangkis

 

Seperti contoh disalah wilayah tempat tinggal Bupati dan Ketua  Baznas  ternyata ada dua orang yang dinyatakan miskin dan tidak bisa diterima. 

Yang mana orang tua yang dinyatakan miskin ini, itu memiliki ruko tingkat lima pintu dan sapi, punya kerbau ratusan ekor, masih dinyatakan miskin.

BACA JUGA:Polres Bengkulu Selatan Amankan 4 Tersangka Narkotika

 

Memang betul pada saat disensus dan ditanyakan tempat tinggal masyarakat yang dianggap miskin itu mengatakan rumah orang tuanya. Dari sinilah terbuka lebar kebenarannya setelah pihak dari Bappeda Litbang bersama pendamping desa,TKSK terjun langsung,  terdapatlah hasil 923 rumah tidak layak huni.

"Untuk itu, kita mengintervensi rumah sebanyak 71 rumah tidak layak huni. Pembiayaannya nanti, pertama dari Dana Alokasi Umum (DAU), CSR dan dari BAZNAS. Yang mana hasil filter 923 menjadi 71 ini didapatkan dari beberapa katagori yang kami tetapkan,"papanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu