Cerita Abunawas: Abunawas jadi Raja Sehari

Cerita Abunawas: Abunawas jadi Raja Sehari

Ilustrasi Abunawas sedang duduk di singgasana-Yar Azza-radarbengkulu.disway.id

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Baginda Harun marah sekali pada Abunawas. Ia tidak suka dengan prilaku Abunawas yang tidak sopan terhadapnya.

''Jangan main-main denganku. Kau ini sengaja mau memperdayaiku, ya?'' bentak Baginda Harun sambil berkacak pinggang dihadapan Abunawas.

BACA JUGA:Bunda Wajib Cobain Mendidik Anak Ala Imam Al Ghazali Ini

 

 

 

Mulanya Abunawas, seperti dikutip dari Mentari,  bingung dengan makian Baginda Harun itu. Namun setelah Abu Jahil membawa sebuah bantalan singgasana, Abunawas langsung tersenyum. Pikirannya langsung conneck.

''Coba kau lihat sendiri, gara-gara bantalan kursi yang kau buat itu, pantatku jadi bentol-bentol digigit kutu! Aku kelabakan dibuatnya,'' maki Baginda Harun sekali lagi.

BACA JUGA:Meri Toyota Belum Bacaleg DPR RI PPP Dapil Bengkulu

 

 

 

''Tolong Baginda! Maafkan hamba Baginda. Bukankah hamba sebelumnya sudah bilang, bahwa hamba memang tak bisa membuat bantalan kursi yang bagus. Tapi Baginda Harun dan Abu Jahil terus saja memaksa. Makanya, ya begitulah jadinya. Hamba terpaksa berusaha membuat bantalan kursi semampu hamba. Bahannya terbuat dari kain seprei tempat tidur hamba. Sebab, hamba tidak punya uang untuk membeli bahan yang baru dan berkualitas tinggi di pasar,'' kata Abunawas mengiba.

 

 

 

''Wah, tidak bisa dibiarkan. Kurang ajar sekali Abunawas ini Baginda Harun. Ia benar-benar keterlaluan. Ia tak bertanggung jawab dan kelihatan sekali meremehkan tanggung jawab dari Sultan. Abunawas jelas pantas diberi hukuman berat,'' kata Abu Jahil dengan nada tinggi.

BACA JUGA:Yang Mendaftar sebagai Calon Anggota Bawaslu Masih Minim

 

 

 

Baginda Harun hanya manggut-manggut saja mendengar perkataan Abunawas. Akan tetapi, Abunawas  panik juga mendengar ancaman itu lama-kelamaan. Lebih-lebih Abu Jahil terlihat sekali  memanfaatkan situasi kemarahan Baginda Harun.

Melihat gelagat kurang beres tersebut, otak cerdas Abunawas segera berpikir cepat. Ia mencari jalan terbaik yang bisa dia lakukan.

 

 

 

''Baiklah, hamba menerima hukuman atas kesalahan hamba. Namun, perkenankan hukuman itu disesuaikan dengan kesalahan yang telah hamba lakukan,'' kata Abunawas sambil menundukkan kepalanya.

''Maksudmu?'' tanya Baginda Harun tak habis mengerti.

''Ya, karena kesalahan hamba gara-gara bantalan singgasana itu, maka perkenankan hamba kini yang duduk di bantalan singgasana Baginda Harun,'' jawab Abunawas meyakinkan.

 

 

 

Baginda Harun dan Abu Jahil saling berpandangan.

''Hmmm, benar juga Bginda Harun. Bantalan singgasana  itu kan jelas-jelas banyak sekali kutunya. Ah, biar saja Abunawas duduk disitu, biar dia tahu rasa bagaimana pantatnya dikeroyok sama kutu. Darahnya pasti dihisap habis sama kutu-kutu kursi itu.

 

 

 

Ha...haa..ha..'' bisik Abu Jahil pada Baginda Harun.

Baginda Harun tersenyum sambil manggut-manggut saja mendengar bisikan Abu Jahil.

''Baiklah, segeralah kau duduk  di singgasanaku.Dan rasakan , betapa ganasnya gigitan kutu-kutu yang kelaparan itu.. hhaa...haa!'' kata Baginda Harun seraya mempersilahkan Abunawas segera duduk di singgasana itu.

 

 

 

''Satu lagi, perkenankan sebelum hamba duduk di singgasana, hamba mohon singgasana itu ditaruh di teras luar istana, biarkan terkena matahari langsung dan  disaksikan seluruh rakyat Baghdad. Hamba ingin menunjukkan rasa tanggung jawab hamba kepada semua orang!'' tambah Abunawas.

Tanpa pikir panjang , Baginda Harun pun langsung menyetujui semua permintaan Abunawas itu. Kemudian singgasana Baginda Harun pun langsung diletakkan di teras luar istana, persis terkena matahari langsung.

 

 

 

Abunawaspun tersenyum kecil melihatnya. Ini berarti semua rencananya mulai berjalan dengan baik. Abunawas tahu persis , bahwa jika singgasana itu dijemur di bawah matahari.

Semua kutu-kutu  yang menempel disana langsung lari kepanasan. Tanpa ragu, setelah beberapa saat dijemur Abunawas langsung duduk di singgasana Baginda Harun itu.

BACA JUGA:Pelayanan Rumah Sakit M Yunus Bengkulu Tak Sesuai Harapan

 

 

 

Tentu saja aksi Abunawas duduk di singgasana Baginda Harun itu menarik perhatian banyak orang.

''Astaga, Abunawas dilantik jadi Sultan Baghdad. Abunawas kini Sultan Baghdad!,'' kata orang-orang  terkagum melihatnya.

Abunawas tahu persis aksinya itu bakal menarik perhatian banyak orang. Ia pun langsung melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum tenang.

 

 

 

Semua rakyat Baghdad kontan mengelu-elukan Abunawas. Merekapun berbondong-bondong ingin menyalami Abunawas  yang berhasil jadi 'Sultan siang ini.'

Bahkan, banyak diantara mereka tak segan-segan memberikan upeti dan hadiah pada Abunawas yang cerdas itu.

''Khusus untuk upeti, jangan dibawa kesini. Silahkan hadiah dan bingkisan langsung dikirim saja ke rumah saya!'' kata Abunawas pada orang-orang itu dengan penuh wibawa.

 

 

 

Lucunya, rakyat Baghdad itu sudah tak ambil peduli dengan Baginda Harun yang berdiri tak jauh dari Abunawas.

Melihat gelagat yang tak menyenangkan itu, Baginda Harun dan Abu Jahil kontan bingung alang kepalang. Kenaoa sampai jadi begini.

BACA JUGA:Bengkulu Utara Susun Strategi untuk Sukseskan Kejurda Bola Voli Tingkat Provinsi

 

 

 

''Lho, kok jadi begini? Aku ini masih Sultan Baghdad yang sah. Kok malah Abunawas yang disanjung-sanjung oleh rakyat.Semua ini gara-gara ide konyolmu itu Abu Jahil! Siapa bilang aku menyerahkan kekuasaanku pada Abunawas. Aku hanya menyuruhnya duduk di singgasana yang berkutu itu! Bukan menyerahkan kekuasaanku kepada Abunawas!'' teriak Baginda Harun kesal.

 

 

 

Abu Jahil tertunduk lesu. Ia tak bisa berkata-kata lagi. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.

''Hai Abunawas! Ayo, segera turun dari singgasanaku. Aku ini tetap Sultanmu. Aku ini Sultan Baghdad yang sah. Ayo turun dari kursiku! Aku tidak terima tindakanmu itu!''bentak Baginda Harun sambil berkacak pinggang.

BACA JUGA:Korban Lakalantas di Dusun Baru Seluma Tidak Tertolong Lagi

 

 

 

''Lho! Bukanya Baginda Harun tak tahan duduk di singgasana  yang banyak kutunya ini? Nanti kalau pantat Baginda digigiti kutu lagi bagimana?  Nanti saya pula yang disalahkan lagi,'' kata Abunawas sambil tersenyum.

''Ahh, aku nggak peduli lagi sama kutu. Aku malah pusing kalau nggak jadi Sultan Baghdad. Biar nanti kutu-kutunya urusan Abu Jahil,'' kata Baginda Harun sambil segera duduk kembali di singgasana.

 

 

 

Tapi bingkisan , hadiah dan upeti yang sudah terlanjur  dikirim ke rumah Abunawas adalah tetap hak milik Abunawas. Itulah rezeki baagi si cerdik dan dari Baghdad itu.

BACA JUGA:Empat Tempat Paling Dilarang Nyimpan Ponsel, No 2 Paling Sering Kamu Lakukan

BACA JUGA:Dua Wanita Seluma Nekat Minum Racun Rumput Karena Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id