Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (17) - Pengalaman Indah di Sekolah Khatolik

Inilah Kisahnya  Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu  (17) - Pengalaman Indah di Sekolah Khatolik

Inilah koleksi Buku Bung Karno yang masih tersimpan dalam lemari di Rumah Pengasingan Bung Karno di Anggut Atas Kota Bengkulu-Azmaliar Zaros-radarbengkulu.disway.id

Pengalaman Indah di Sekolah Khatolik

 

FATMAWATI lagi viral di Bengkulu. Namanya   dipampang di  Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Soekarno. Rumahnya yang di Penurunan akan dipindahkan ke lokasi BNI 46 di Jalan S.Parman oleh Gubernur Bengkulu.

Bahkan, di Simpang Lima Ratu Samban Kota Bengkulu sudah berdiri sebuah patung seorang wanita yang sedang menjahit bendera merah putih. 

 Sungguh beruntung Bengkulu punya sosok wanita yang berjasa bagi bangsa dan negara ini. Siapakah dan bagaimanakah sepak terjang wanita Bengkulu itu? Silahkan baca  tulisan  wartawan radarbengkulu.disway.id bagian ke-17 berikut ini.

 

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - SETELAH diberitahu oleh guru bahwa dia akan membawakan peran sebagai Bunda Maria, dia berlatih serius.

Jangan sampai mengecewakan guru yang telah memberi kepercayaan padanya. Ia menghafal nyanyi dan berlatih untuk berakting.

BACA JUGA:Inilah Kisahnya Fatmawatidan Bung Karno di Bengkulu (16) - Tinggal bersama di Rumah Nenek

 

Semula patnernya bermain adalah seorang pria yang diambil dari sekolah dasar, ternyata rekan tersebut tak memuaskan sebagai Santo Yosef.

Beberapa anak dicoba, ternyata tetap gagal. Jadi peran tersebut dipegang oleh wanita juga. Kemudian dia berlatih bersama sampai guru menyatakan cukup baik.

BACA JUGA:Tidak Viral, Ini Dia Jalan yang Membawa Bahaya di Bengkulu

 

Tepat tanggal 24 Desember 1938, ayahnya serta ibunya datang ke Bengkulu. Jadi, ia tambah gembira dalam menyambut peristiwa itu.

Malam peristiwa natal datang. Mulai sore hari dia sudah mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Ia dan kawannya berhias di ruangan anak-anak asrama.

BACA JUGA:Heboh, Warga Amankan ODGJ yang Lempar Batu ke Jalan

 

Fatmawati disuruh mengenakan baju rok lengan panjang berwarna putih. Rambutnya dibelah tengah dan diurai begitu saja.

Selain gaun putih, dipersiapkan pula mantel biru yang harus dipakainya di dalam peran Maria sewaktu berjalan menuju Bethelhem. Semula dia coba untuk memakai seuntai kalung mutiara, rupanya tak cocok. Akhirnya ia tampil tanpa perhiasan, tanpa sepatu.

BACA JUGA:Siap -Siap Ya, PJ Bupati Bengkulu Tengah akan Lantik 19 Kades Terpilih

 

Selesai berpakaian, waktu sudah tiba  untuk tampil di atas pentas. Tamu-tamu sudah datang. Tak ketinggalan keluarga Bung Karno dan istrinya.

Fatmawati merasa senang juga dengan hadirnya Bung Karno ini. Dengan demikian, dia bisa melihat  dan membuktikan bahwa dia dihargai guru dan teman-temannya di sekolah tersebut.

Dengan demikian, apa yang dituduhkan kepadanya selama ini, itu adalah tidak benar.

BACA JUGA:Inilah Manfaat dari Tertawa Itu

 

 Penonton mengikuti semua dengan tenang. Ia pun bisa tampil dengan baik. Peran yang dimainkannya berhasil memukau penonton yang hadir saat itu.

Fatmawati pun gembira. Sebab, usahanya itu tidak sia-sia saat berlatih dan tampil di depan umum.

BACA JUGA:Serial Abunawas: Ingin Jadi Petinju

 

Selesai pentas, acara disusul dengan lagu natal. Lagu Stille Nacht dinyanyikan dengan penuh perasaan. Pohon natal bertaburan dengan lampu-lampu serta salju buatan yang melukiskan suasana Jesus lahir.

Jesus dilahirkan dan menjalankan tugas sucinya dalam tantangan dan hinaan. (bersambung)

BACA JUGA:Perpeloncoan Siswa Baru Tidak Boleh Dilakukan Lagi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id