Cerpen: Penculik Anak Kecil

Cerpen: Penculik Anak Kecil

Ilustrasi Penculik Anak Kecil-Fahmi-radarbengkulu

“Susul aja sama kamu Vin. Kalau aku aja nggak berani. Gimana kalau nanti benaran ada penculiknya. Terus kita ditangkap juga gimana?” Fikri sangat ketakutan, dia tak mau peduli dengan nasib Tama. Yang ia pikirkan hanya matanya, yang bisa saja dicongkel oleh penculik dalam waktu dekat.

“Ya udah, aku cari dulu. Kasian Bang Tama, siapa tau dia lagi sembunyi. Kita harus bantuin,” ujar Kevin lalu memutar balik langkahnya. Memutuskan untuk tidak menghiraukan rasa takutnya. Demi sang teman.

 

“Ehh Vin tungguin,” Zaki menyusul Kevin, yang menyisahkan Fikri yang masih ragu, ingin pulang atau ikut bersama temannya.

“Ahh, tapi kalau pulang sendirian nanti ada penculiknya gimana? Ahh emang cari mati ni orang.” Fikri berlari menyusul.

 

“Bang Tama, Bang,” Bisik Kevin.

“Mana kedengaran kalau bisik-bisik gitu, Begok.” Zaki memukul pelan kepala Kevin.

“Nanti kalau kencang-kencang penculiknya dengar.”

“Nggak bakal dengar, penculiknya nggak ada.”

 

“Tau dari mana pik penculiknya enggak ada?”

“Tuhhh liatt.” Fikri menunjuk Tama yang sedang berjalan santai dengan bajunya yang sudah dipenuhi oleh buah sali, dan mulutnya yang sedang sibuk mengunyah. Ia tersenyum santai pada Kevin, Zaki, dan Fikri yang tengah cemas mencarinya.

 

“Bang, penculiknya udah pergi?” Kevin Berlari menjenguk Tama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu