Cerpen: Penculik Anak Kecil

Cerpen: Penculik Anak Kecil

Ilustrasi Penculik Anak Kecil-Fahmi-radarbengkulu

“Kang mana Fikri?” tanya Tama santai.

“Fikri ada temen ngajak main,” teriak Ibu Fikri. Tak lama kemudian Fikri keluar dari rumahnya dengan santai.

“Ayokk,” ujar Fikri santai. Ia terlihat tampa beban dan rasa takut.

 

Mereka bertiga keheranan, bagaimana bisa Fikri keluar rumah semudah itu. Sedangkan mereka harus berlari-lari, dan berbohong sana sini. Apakah orang tua Fikri tidak mendengar gosip tentang penculik anak kecil yang sedang heboh di lingkungan mereka.

“Lah gampang?” Tama keheranan.

 

“Emak aku sih nggak percaya sama penculik- penculik. Katanya siapa mau culik aku, udah jelek, bodoh juga. Mau ambil otaknya juga nggak guna. Sama aja kayak otak monyet katanya.”

Fikri menatap Ibunya dengan muka malas.

“Parah.” Zaki tak habis pikir.

 

“Udah ayok berangkat. Keburu habis dimakan monyet tu duriannya,” Kevin tak sabaran.

“Mau kemana?”

“Mau ngambil durian, ayok buru,” Zaki berjalan lebih dulu.

Kebun milik keluarga Kevin tak terlalu jauh dari lingkungan rumah mereka. Hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit. Kebun yang ditumbuhi pohon-pohon Besar sudah terlihat. Kebun itu di tumbuhi berbagai jenis tumbuhan. Mulai dari durian, buah Sali, duku, cabe, terong dan rumput-rumput liar tentunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu