Cerpen: Penculik Anak Kecil

Cerpen: Penculik Anak Kecil

Ilustrasi Penculik Anak Kecil-Fahmi-radarbengkulu

 

Jarak umur mereka berempat hanya berkelang masing-masing satu tahun. Yang tertua adalah Tama, yang memiliki badan yang paling besar dan paling tinggi.

Lalu yang kedua adalah Fikri. Yang ketiga adalah Zaki. Dan Kevin adalah yang paling muda dan yang memiliki tubuh yang paling pendek dan kurus. Karena kesenjangan umur dan ukuran tubuh itulah yang membuat mereka bertiga takut pada Tama. Ketika Tama memerintah, mereka hanya bisa mengiyakan sambil menggerutu di dalam hati.

 

Kevin, Zaki, Fikri naik keatas pohon, menjatuhkan satu persatu buah sali yang berwarna keunguan. Sedangkan Tama di bawah sana sibuk mengumpulkan buah yang berjatuhan sambil terus memakan buah dengan rasa asam manis dengan sedikit rasa sepet.

“Ehh siapa tu? Penculik, ada penculik anak kecilll. Lariii, ada penculik,” teriak Tama.

 

Kevin, Zaki, dan Fikri yang masih di atas pohon dengan cepat melompat dari atas pohon dan langsung lari terbirit-birit. Mereka terlalu takut jika bola matanya harus dikeluarkan oleh para penculik anak kecil itu.

Sudah cukup jauh mereka berlari, sampai akhirnya mereka menyadari, Tama tak ada bersama mereka.

“Eh pik, Bang Tama mana?” ucap Kevin sambil terengah-engah.

 

“Mana aku tau vin. Apa jangan-jangan udah ditangkap ya sama penculiknya?” Fikri merinding ketakutan.

“Iya ya, jangan-jangan matanya udah dicongkel sama penculiknya, gimana nihhh.”

“Ya udah yuk kita cari aja dulu. Siapa tau dia ketinggalan di belakang.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu