Cerpen: Penculik Anak Kecil
Ilustrasi Penculik Anak Kecil-Fahmi-radarbengkulu
Setelah sampai mereka mengelilingi kebun, mencari-cari durian di balik-balik rumput atau semak-semak, yang mungkin terjatuh karena hembusan angin atau karena buahnya yang sudah matang.
“Nemu nggak Bang?” tanya Kevin pada Tama.
“Ada. Kulitnya doang tapi. Udah pada dimakanin sama babi kayaknya.”
“Yahh percuma dong udah kabur-kabur dari rumah, duriannya satupun nggak dapet.”
Zaki menghembuskan napas kasar.
“Ya udah kalau nggak ada mah. Kita ambil Buah Sali aja. Mayanlah, dari pada nggak dapat apa-apa.”
Ini adalah hari sial. Padahal ada banyak buah durian yang masih di atas pohonnya, namun tak ada satupun yang jatuh saat mereka tiba di sana.
satu-satunya jika ingin makan durian hari itu, ialah memanjat pohon durian yang tingginya mencapai 40 metar.
Namun itu mustahil. Terlalu berbahaya. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengambil buah sali yang terletak di tengah-tengah kebun. Pohon dengan tinggi 18 meter dengan dedauan yang berbentuk lonjong, buahnya terlihat merata di setiap dahannya.
Namun sayangnya, dari banyaknya buah, hanya beberapa buah yang sudah terlihat berwarna ungu. Sisanya masih terlihat kehijauan.
“Lu bertiga naik dah! Aku tunggu di bawah ngumpulin buahnya,” perintah Tama yang langsung di iyakan oleh ketiga temannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu