Nilai Waktu Luang bagi Seorang Muslim

Nilai Waktu Luang bagi Seorang Muslim

Dr. Ismail Jalili, M.A-Adam-radarbengkulu

Apabila dia menganggur, maka akan mengakibatkan akal menjadi berat untuk berpikir dan menyebabkan tubuh menjadi lemah (tidak bersemangat) untuk bekerja dan menjalankan aktivitas lainnya.

Sesungguhnya waktu luang tidak akan menjadi sia-sia, asalkan dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas yang mendatangkan kebaikan. Ia tidak selamanya kosong dan berlalu tanpa aktivitas yang berarti. 

Setiap orang harus berusaha untuk menguasai waktu kosong dan mengolahnya sebaik mungkin ; mengisinya dengan berbagai aktivitas yang berguna.

Bila setiap orang berusaha mengolah dan memanfaatkan waktu kosongnya dengan aktivitas yang mendatangkan kebaikan, maka tidak hanya dirinya yang akan merasakan manfaat dari usahanya tersebut, lebih dari itu masyarakat banyak pun akan memperoleh dampak positifnya, paling tidak akan berkurang penyimpangan akhlak yang biasa terjadi di kalangan para generasi muda dan masyarakat.

Maka dari itu, tidak heran bila Islam menganjurkan umatnya, apabila mendapatkan waktu luang, untuk selalu menyibukkan diri dengan aktivitas apapun yang mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi individu dan orang lain.

Artinya dalam Islam, tidak dikenal adanya waktu kosong yang dibiarkan berlalu tanpa ada aktivitas yang memberikan kebaikan bagi setiap individu muslim. 

Sesungguhnya waktu dan umur dalam kehidupan setiap muslim adalah milik Allah. Ajaran Islam mengajarkan bahwa setiap jam, menit dan detik dari kehidupan manusia adalah amanah yang harus dipelihara dan dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga ia mendatangkan kebaikan.

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Hakim, dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, "Peliharalah waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu!"

 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Begitulah cara Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita, umat Islam agar melakukan usaha untuk memanfaatkan waktu luang yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak pernah beliau dijumpai membiarkan waktu luang berlalu dengan sia-sia.

Sebab beliaulah yang mendapatkan pengajaran pertama sekali dari Allah SWT mengenai pemanfaatan waktu. Allah SWT memerintahkan beliau untuk melakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat setelah selesai dari suatu pekerjaan; dan mengisinya dengan beribadah. Seperti yang diisyaratkan dalam firman-Nya yang artinya,

"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Asy-Syarh: 7-8). 

Memang ada beberapa konteks ayat (isi kandungannya) yang khusus diperuntukkan bagi nabi Muhammad SAW atau bagi istri beliau.

Tetapi ayat diatas secara umum berlaku bagi semua umat beliau tanpa terkecuali. Bahwa tidak sepatutnya umat Islam berdiam diri dan tidak mau berusaha untuk memanfaatkan waktu luang, ketika selesai melaksanakan suatu pekerjaan atau aktivitas. Jika selesai melaksanakan urusan dunia, maka bersegera untuk melakukan urusan akhirat, selagi ada kesempatan (waktu luang).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu