Nilai Waktu Luang bagi Seorang Muslim

Nilai Waktu Luang bagi Seorang Muslim

Dr. Ismail Jalili, M.A-Adam-radarbengkulu

 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Pada kenyataannya, tidak jarang terjadi, ketika kita didatangi oleh seseorang yang memerlukan bantuan kita, kita malah menolak untuk membantu. Ketika kita diberi amanah untuk menjalankan suatu tugas, seringkali kita lalai dan tidak serius.

Karena, kita mengetahui imbalan jasanya terlalu kecil (umpanya), dan sebagainya. Karena segala sesuatunya dihitung berdasarkan materi; seolah hanya materilah yang bisa membuat kita bahagia ? Bukankah akan lebih baik apabila kita berusaha untuk selalu menanam kebaikan dalam hidup ini ? Sehingga pada akhirnya kita akan menuai hasil dari apa yang kita tanam (perbuat) tersebut. Allah SWT berfirman,

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan- nya pula." (QS. Az-Zalzalah: 7-8).

Pun sebaliknya, bila ada orang yang selalu berbuat kejahatan (tercela); menzalimi diri sendiri dan orang lain, merugikan dan menyakiti hati orang lain, umpamanya, maka pasti Allah SWT pun akan mengembalikan akibat dari perbuatan buruknya tersebut dengan azab dunia dan akhirat yang setimpal dengan apa yang diperbuatnya tersebut.

Kehidupannya akan selalu dipenuhi oleh kehinaan dan kesesatan; bagaikan seperti orang yang dalam perjalanan jauh, tetapi dia tidak tahu jalan dan tempat tujuannya. Al-Qur'an mengisyaratkan hal tersebut, seperti di dalam firman-Nya,

"Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita." (QS. Yûnus: 27)

Oleh karena itu, mengapa seseorang tidak mau berusaha untuk selalu berlomba-lomba melakukan kebaikan dan kebajikan (amal shaleh)! ? Bukankah sikap itulah yang akan mendidik dirinya menjadi orang yang baik! ?. 

Kita harus menyadari bahwa apa yang kita perbuat di dunia ini, baik dan buruk, maka itulah yang akan membentuk kepribadian kita sehari-hari. Perbuatan baik akan mendidik kita menjadi baik, dan sebaliknya, perbuatan buruk dan tercela akan membentuk kepribadian kita menjadi buruk dan tidak terpuji.  

Jadi, tidak ada istilah waktu luang berlalu tanpa nilai manfaat dan kebaikan pada diri seorang muslim. Baginya waktu luang adalah kesempatan untuk beralih (berpindah) dari suatu aktivitas yang sudah dilakukan dengan aktivitas lain yang akan dilakukan.

Asas mencapai kebaikan hidup dan nilai ibadah di sisi Allah SWT harus menjadi pegangan (prinsip) umat Islam dalam memanfaatkan waktu luangnya, sehingga waktu yang merupakan sesuatu yang bernilai dan berharga dalam kehidupannya di dunia tidak menjadi sia-sia.

Sejatinya, seorang muslim yang hatinya selalu mengingat Allah dan ruhnya yang selalu tunduk kepada-Nya, akan mampu mengatur dan mengolah waktu luangnya dengan baik. 

Semoga Allah SWT memberikan kita kesadaran dan kemampuan untuk mengolah waktu yang diberikan, sehingga ia benar-benar menjadi nikmat bukan azab dalam kehidupan kita sehari-hari.. Aamin ya Rabbal alamin.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu