Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (11) - Raja Tiang IV Diserang Suku Bugis

Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu  (11) - Raja Tiang IV Diserang Suku Bugis

Jalan Tol Taba Penajung, Bengkulu Tengah ini adalah masuk dalam wilayah Suku Rejang -Azmaliar Zaros-radarbengkulu.disway.id

Raja Tiang IV Diserang Suku Bugis

SUKU  Rejang sebagai salah satu suku yang mendiami Provinsi Bengkulu, sejak dulu sudah mempunyai budaya yang tinggi. Mereka sudah punya huruf tersendiri yang kini masih dirawat dan dilestarikan Pemerintah daerah setempat. Untuk mengetahui kelanjutan Tambo Rejang ini, silakan baca tulisan ke-11 dari 25 tulisan yang akan diturunkan secara bersambung.

 

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Kira-kira 200 tahun lalu datanglah secara diam-diam Daeng (bangsa Bugis) ke Balik Bukit Barisan dan masuk ke kerajaan Raja Tiang IV.

Maksud kedatangannya itu adalah untuk memiliki dan menguasai tambang-tambas emas yang ada di Lebong ini.

 

Raja Tiang IV sangat kaget. Maka terjadilah peperangan yang hebat dengan bangsa Bugis itu. Dalam peperangan itu maka Raja Tiang IV tewas dan segala harta pusakanya dan tembo Raja Tiang IV diambilnya semua.

 

Kemudian, untuk tembo Raja Tiang IV mereka bakar di lokasi langsung. Sehingga mengakibatkan Tambo-Tambo Rejang itu menjadi kurang lengkap lagi dibuatnya.

 

Daeng ini masuk ke daerah Lebong ini rupaya sudah mendapat restu dari Raja Bangkahulu sebelumnya. Akibat kejadian itu, maka Raja Tiang IV memutuskan persahabatan dengan Raja Bangkahulu. Hal ini menjadi kenangan-kenangan sampai ke anak cucu kerajaan Tiang IV Lebong.

 

Akibat kekalahan itu, maka suku Rejang sangat benci dengan Daeng (Suku Bugis) itu. Makanya, Ketua Raja Tiang IV menemui Sunan Palembang. Sebab, Sunan Palembang ini juga berasal dari Kerajaan Majapahit.

 

Ia meminta bantuan kepada Sunan Palembang untuk menghalau orang Bugis yang masih menduduki jajahan di Raja Tiang IV. Oleh Raja Palembang, maka dikirimlah hulubalangnya ke Raja Tiang IV di Lebong.

 

Sesampai di Lebong, hulubalang Raja Palembang dan Raja Tiang IV mengatur strategi untuk menghadapi Daeng dari Suku Bugis ini. Dalam peperangan yang berlangsung sengit itu, maka akhirnya Daeng ini berhasil dikalahkan dan dia akhirnya angkat kaki dari wilayah Raja Tiang IV Lebong.

 

Kemudian barulah Raja Tiang IV duduk memerintah kembali di daerahnya itu dan dia berada di bawah perlindungan Sunan Palembang.

 

Sewaktu pemerintahan Sunan Palembang ditaklukan oleh pemerintahan Belanda atau Gouvernement, kerajaan Rejang, Raja Tiang IV di Lebong ini tidak turut takluk. Mereka tetap memerintah diwilayahnya seperti biasanya.

 

Kemudian setelah berulang-ulang dibuat perjanjian persahabatan dan pemufakatan antara pasirah Tiang IV dengan pemerintahan Belanda, maka kira-kira tahun 1856 dan tahun 1859, dibicarakan lagi kepada Pasirah Ting IV dan anak negeri supaya masuk perlindungan Gouvernement untuk keselamatan kedua belah pihak.

 

Keputusan pemufakatan ialah pasirah Tiang IV di Lebong berjanji akan tunduk kepada pemerintahan Belanda dengan persyaratan 2 item.

Pertama, adat dan pusaka jangan dirusak. Kedua, Rejang Lebong dimasukan Keresidenan Palembang. Permintaan syarat yang diajukan itu diterima oleh pemerintahan Belanda.(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id / menyingkap tambo suku rejang di provinsi bengkulu (11)