Ini Penjelasan Sekretaris BMA Seluma Soal Kritik Festival Jambar

Ini Penjelasan Sekretaris BMA Seluma Soal  Kritik Festival Jambar

Sekda Seluma saat menghadiri Festival Jambar di Kecamatan Seluma Selatan-Wawan-radarbengkulu.disway.id

SELUMA, RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Sejumlah warga mengkritik pemberian nama pada kegiatan Festival Lomba Jambar yang digelar Pemkab Seluma yang dipusatkan di masing-masing 14 Kecamatan yang ada di Kabupaten Seluma pada Senin (5/6).

BACA JUGA: Ini Masalahnya TPI Pasar Bawah Belum juga Diperbaiki

 

 

 

 Festival yang digelar untuk memperingati HUT Kabupaten Seluma ke 20 tahun, sejumlah pihak menilai istilah Jambar itu kurang tepat. 

" Jambar tidak etis untuk diperlombakan. Istilah jambar itu identik dengan denda dalam adat. Adanya jambar, itu biasanya dikarenakan ada sebab akibat. Sehingga di dalam adat, ditebus dengan nasi jambar," kata Dahlan Sanusi, tokoh agama warga Kelurahan Sido Mulyo Kecamatan Seluma Selatan. 

 

 

 

Menanggapi salah satu kritikan itu, Sektetaris Badan Musyawarah Adat (BMA) Kabupaten Seluma, Marwan Suparsi mengatakan,  sebetulnya jambar di dalam adat istiadat dan kebiasaan para leluhur terdahulu banyak sekali maknanya. 

Bukan hanya jambar berkaitan dengan denda. Karena, jambar biasanya dibuat dan disajikan pada momen-momen tertentu. Pada intinya, tujuan jambar itu adalah menghormati sesuatu atau seseorang.

 

 

 

" Contonya, ada jambar nasi kunyit, jambar padi aghang, jambar nasi lemak dan lain-lain,'' ujar Marwan.

Contoh kecil lagi, lanjutnya, kalau jaman dulu anak - anak yang sudah bisa baca quran itu, ada acara ngantar jambar dengan guru ngajinya. Ini berarti jambar untuk menghargai jasa guru.

BACA JUGA:Ada yang Mengganjal di Simpang BI Bengkulu Berganti Nama

 

 

 

Ada masyarakat mau buka lahan baru misal, beladang ( beumo) mereka bikin jambar nasi kunyit untuk syukuran dan selamatan. Ada juga yang belajar silat, juga  pakai jambar.

Nah disisi lain,  ada juga yang bersifat denda. Yaitu misalnya cepalo tangan, maka dendanya  tejambar yang pada prinsipnya dengan adanya terjambar bisa menyatukan lagi akibat perselisihan itu. Jadi makanya jambar dalam budaya kita sangat luas. Jangan diplintir dengan makna yang sempit. 

 

 

 

Pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat mendukung kegiatan-kegiatan yang bersifat membangkitkan kembali nilai-nilai adat dan budaya. 

BACA JUGA:AJI Bengkulu dan FIS Unived Bengkulu Kembali Jalin MoU

BACA JUGA:Tarik Minat Internasional, KKT Bencoolen dan Pemprov MOU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id / ini penjelasan sekretaris bma seluma soal kritik festival jambar