Esensi Ibadah Kurban Sebagai Sarana Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

Esensi Ibadah Kurban Sebagai Sarana Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

Dr.Dedy Novriadi, M.Pd.I-Adam-radarbengkulu

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kedua,  Ibadah Kurban.

Kepatuhan dan ketundukan serta cara kita mendekatkan diri kepada Allah tidak cukup hanya dengan mendirikan shalat. Tetapi harus sampai pada kemauan dan kesungguhan kita dalam berkurban. 

Berkurban menjadi salah satu indikator kepatuhan, ketundukan, dan kesungguhan kita di dalam menjalankan perintah Allah Subhanahu Wata’ala. Bahkan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi Wassalam bersabda menenggur keras bagi umatnya yang mampu tapi tidak mau berkurban:

مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

Artinya : Barangsiapa mempunyai Keluasan Rezeki (mampu berqurban) tetapi ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat kami shalat.(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

 

Berkurban adalah ibadah maaliah (harta) yang merupakan ibadah tahunan yang hanya dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah saja. Pada bulan Dzulhijjah kita dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban pada tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Maka makna kurban secara bahasa adalah dekat. Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui Ibadah kurban, kita dituntut untuk berkurban harta kita untuk membeli hewan kurban dan memberikannya kepada orang lain. Oleh karena itu, niat kita dalam melakukan ibadah kurban harus benar-benar ikhlas karena Allah  Subhanahu Wata’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Sholallahu ‘alaihi Wassalam:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ,وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَانَوَى (رواه البخاري و مسلم)

Artinya: ''Sesungguhnya setiap perbuatan (amalan) tergantung niatnya.Dan sesungguhnya setiap orang mendapat apa yang ia niatkan...''(HR.Bukhari dan Muslim).

 

Jangan sampai ibadah kurban dengan mengeluarkan harta yang kita miliki tidak membuahkan hasil dan jauh dari hakikat ibadah kurban itu sendiri yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jangan sampai kita salah niat, sehingga kita malah akan semakin jauh dari Allah Subhanahu Wata’ala.

اللهُ أَكْبَرُ, أَللهُ اَكْبَرُوَلِلّٰهِ الْحَمْدُ..

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu