Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (18) - Ikut Menjaga Pameran Kerajinan Sekolah

Inilah Kisahnya  Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu  (18) - Ikut Menjaga Pameran Kerajinan Sekolah

Di Lokasi sekolah inilah dahulu Fatmawati pernah sekolah-Azmaliar Zaros-radarbengkulu.disway.id

 

Ikut Menjaga Pameran Kerajinan Sekolah

 

FATMAWATI lagi viral di Bengkulu. Namanya   dipampang di  Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Soekarno. Rumahnya yang di Penurunan akan dipindahkan ke lokasi BNI 46 di Jalan S.Parman oleh Gubernur Bengkulu.

Bahkan, di Simpang Lima Ratu Samban Kota Bengkulu sudah berdiri sebuah patung seorang wanita yang sedang menjahit bendera merah putih. 

 Sungguh beruntung Bengkulu punya sosok wanita yang berjasa bagi bangsa dan negara ini. Siapakah dan bagaimanakah sepak terjang wanita Bengkulu itu? Silahkan baca  tulisan  wartawan radarbengkulu.disway.id bagian ke-18 berikut ini.

 

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Pendidikan Fatmawati di sekolah itu berjalan dengan baik. Sekarang tahun ajaran baru sudah datang.

Sekarang dia sudah duduk di kelas II RK Vakschool. Ruangan belajarnya pun pindah. Ia pindah ke sebuah ruangan yang luas, yang mempunyai 2 fungsi.

BACA JUGA:Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (17) - Pengalaman Indah di Sekolah Khatolik

 

Ruangan tersebut setelah dipakai anak-anak asrama untuk sarapan pagi atau makan siang, dipergunakan sebagai tempat belajar kelas II. Ia senang sekali dengan kelas baru tersebut.

Setiap tutup tahun, sekolahnya ini selalu mengadakan pameran kerajinan. Saat pameran pada bulan Agustus 1939, ia mendapat tugas  menjaga pameran jahit-menjahit dan bordir. Jam 09.30 WIB tamu-tamu berdatangan. Mereka melihat-lihat meja yang satu dan kemudian pindah ke meja yang lainnnya.

BACA JUGA:Heboh, Ayah Kandung Tega Lakukan Ini sampai Anaknya Hamil

 

Inggit Ganarsih datang menghadiri pameran itu. Ia berdiri di samping suaminya. Mereka tertawa melihat Fatmawati. Putrinya Ratna Juaimi di lain bagian.

Fatmawati merasa lega karena sekali lagi ternyata dia mendapat kepercayaan dari guru-guru. Jadi, sekaligus terbukti bahwa apa yang dilontarkan terhadap dirinya itu adalah tidak benar.

BACA JUGA: Masyarakat Bengkulu Selatan Butuh Organ Tubuh Palsu

 

Waktu itu, ada seorang pemuda berperawakan sedang, berkulit hitam manis mendekati mejanya sambil mengajukan bermacam-macam pertanyaan.

Ia cukup simpatik. Hatinya berkata kalau tak salah pemuda itu kakak temannnya satu kelas. Orangtuanya serta saudara-saudaranya dia kenal semua.

BACA JUGA:Ini Lho Bun Cara Membuat Nasi Bakar Cumi Asin

 

Tetapi, dia jarang ke rumah mereka. Sebab, dia merasa anak biasa. Sedangkan mereka adalah anak seorang wedana di Kota Bengkulu. Pameran telah usai dan mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing.

Setelah kenaikan kelas, Fatmawati mendapat hadiah dari ayahnya. Hadiahnya  itu berupa satu buah sepeda. Hatinya gembira bercampur haru  mendapat hadiah itu.

BACA JUGA:Inilah Manfaat dari Tertawa Itu

 

Sebab, ia menyadari bagaimana ayahnya susah mengumpulkan uang untuk membeli sepeda itu. Sebab, harganya lumayan juga. Sedangkan ayahnya ekonominya juga susah.

Dengan belajar yang gigih dan tekun, akhirnya Fatmawati bisa juga menyelesaikan sekolahnya itu di Vakschool. Saat itu usianya pas 17 tahun.

BACA JUGA:Cara Membuat Pancake Pisang

 

Ia senang bukan main. Sebab, dia tak menyangka bisa sekolah. Karena, orangtuanya bukan termasuk keluarga yang mampu.

Ia bersyukur dan berterima kasih karena akhirnya keinginannya untuk sekolah bisa tercapai, meskipun banyak halangan dan rintangan yang dihadapi masa itu.(bersambung)

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id